[caption id="attachment_129196" align="alignleft" width="300" caption="Komisi Penyiaran Indonesia"][/caption]
Membaca berita di Detik.com dan Berita Online The Borneo Post terkait sikap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyayangkan SCTV membatalkan penayangan Film tanda tanya seharusnya ini menjadi pertimbangan FPI (Front Pembela Islam) untuk menentukan sikap bahwa yang seharusnya digeruduk bukan SCTV tetapi Komisi Penyiaran Indonesia, mengapa? Sikap SCTV sudah tepat dengan mengakomodir salah satu harapan dari Ormas Islam tersebut, tetapi ditengah moderat dan legowonya Manajemen SCTV, ternyata Komisi Penyiaran Indonesia yang tidak “ridho” SCTV membatalkan Penayangan Film Hanung Bramantyo tersebut.
Pejabat KPI mengkritik tajam terkait pembatalan tayangan Film “?” ini, entahlah apa yang diinginkan dari Lembaga Pemerintah yang bekerja dalam bidang siaran-siaran televisi di Indonesia tersebut.
Alasan yang dibuat KPI merupakan alasan yang dibuat-buat dan pertanda racun “liberalisme” sudah menyebar di tubuh Komisi yang pernah memenjarakan salah satu pejabatnaya tersebut dalam kasus siaran langsung Liga Inggris di Indonesia beberapa tahun yang lalu.
Berikut pernyataan nyeleneh dari Ezki Suyanto "Kami menyesali keputusan SCTV untuk tidak menayangkan Film "?". Film ini telah lulus sensor persyaratan dan tidak melanggar peraturan”
[caption id="attachment_129197" align="alignright" width="300" caption="SCTV "][/caption]
Ada kesan KPI sengaja mengadu domba antara SCTV dengan FPI sebagaimana dalam kalimat Ezki berikut ini "Tampaknya stasiun hanya takut FPI.SCTV seharusnya tidak mendengarkan apa yang diminta FPI tersebut”. Kata-kata Ezki yang semakin terlihat memprovokasi tersebut dapat Pembaca lihat dalam komentarnya tersebut “ Ini adalah preseden buruk bagi kelompok lain untuk melakukan hal yang sama ke stasiun TV"
Sobri Lubis, Sekjen FPI mengatakan bahwa film “?” mencoba untuk menghasut kebencian terhadap Islam dan dipermalukan agama lain dengan menyarankan umat Islam bisa hidup bersama secara harmonis dengan orang-orang dari agama lain di satu negara.Seakan-akan Islam itu tidak bisa hidup harmonis dengan agama lain, ini tidak sesuai dengan fakta yang ada. Hanung terlalu mengada-ada dalam filmnya tersebut.
[caption id="attachment_129198" align="aligncenter" width="600" caption="Tim FPI"][/caption] Lubis mengatakan film tidak adil dengan menggambarkan penikaman seorang imam dan pembakaran gereja, menunjukkan mayoritas Muslim Indonesia sedangkan minoritas dalam hidup tertekan.
Jadi menurut saya, FPI bukan harusnya mengeruduk SCTV yang sudah dengan legowo memenuhi permintaannya, tetapi seharusnya di demo dan digeruduk adalah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang secara terang-teraangan memprovokasi dan mengadu domba antara SCTV dan Ormas Islam tersebut.
Mengapa Film "?" tidak pantas ditayangkan? Anda bisa membacanya dalam ulasan saya berikut ini:
HANUNG LEBAY MENGUSUNG GENERASI ALAY
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adikalbar / PIN BB : 322235A9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H