Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bahagia, Seperti Apa Rasanya?

9 November 2011   03:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:54 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_142525" align="aligncenter" width="614" caption="Bahagia, Seperti Apa Rasanya?"][/caption]

Pagi tadi, setelah sholat shubuh dan tilawah Al-Qur’an , tidak biasanya saya membuka chanel ANTV, biasanya TransTV atau TV One, Alhamdulillah ternyata bisa saya katakana jika pagi-pagi buka ANTV aja karena ada Ust. Yusuf Mansyur dilanjut Lensa Olahraga dan dilanjut dengan Mamah Dedeh.

Dalam tulisan kali ini saya tidak akan bercerita tentang program ANTV, melainkan tentang apa yang menarik buat saya dari Ust. Yusuf Mansyur. Selain pengemasan kamara, Lighting dan teknis acaranya yang bagus, materinyapun sangat bagus.

Pagi tadi yang menarik buat saya adalah bagaimana yang disampaikan Yusuf Mansyur terkait perintah ALLAH untuk berbagi walaupun kita dalam kondisi sulit sekalipun, dan ini dicontohkan Sahabat Nabi Muhammad SAW saat perang Yarmuk dimana 3 Sahabat Nabi akhirnya wafat hanya karena saling mendahulukan satu sama lain terhadap Air padahal mereka bertiga sangat butuh akan Air itu. Subhanallah. Indah bukan? Beginilah yang diajarkan Nabi kita Muhammad SAW, dalam kondisi kita butuh makanan tetapi ada yang lebih membutuhkan lagi maka selayaknya kita memberikan makanan kita pada yang sangat membutuhkan itu, apapun itu tidak hanya makanan. Uang, harta, jiwa dan sebagainya.

Dalam Syariat Islam disebutnya ITSAR (Mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingannya sendiri terutama dalam hal dunia). Dicontohkan Ust, Yusuf Mansyur saat ada seorang anak yang akan membayar biaya sekolah ternyata ada temannya yang sangat membutuhkan maka uang tersebut diberikan kepada yang sangat membutuhkan tersebut, dan pada akhirnya memang anak tersebut bukan lantas lunas biaya pendidikannya, tetap saja tidak lunas karena uangnya diberikan pada orang yang lain. Tetapi dalam beberapa waktu kemudian ternyata temanya ini tidak bisa meneruskan untuk cerdas cermat karena sakit, anak inilah yang menggantikan dan ternyata menang hingga tingkat kabuten. Allahu Akbar! Apa yangterjadi? Anak ini mendapatkan beasiswa dibebaskan biaya pendidikan selama satu tahun. Nah, beginilah cara ALLAH menggantikan apa yang kita berikan pada orang lain yang membutuhkan.

Ceramah Ust Yusuf Mansyur selesai, satuhal yang dahsyat perlu kita laksanakan adalah member tidak mesti kita memiliki banyak hal, dan bagi yang beriman dengan memberi dia akan mendapatkan kebahagiaan yang tiada taranya, perlu Anda renungkan saat ini begitu banyak orang yang mencari kebahagiaan tetapi tidak menemukannya. Karena Apa? Karena mereka tidak memiliki keinginan untuk memberi pada siapa yang membutuhkan pemberiannya.

Sebelum saya akhiri tulisan ini, saya ingin mengisahkan kembali bagaimana ada seseorang yang memiliki segalanya, Dia Seorang direktur sebuah bank, kaya raya, punya segalanya, tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Seorang ahli agama lalu mengajak sang direktur mengikuti acaranya yang diadakan dekat sebuah panti asuhan agar hatinya bahagia dan tenteram.

Namun setelah selesai acara, hati sang direktur masih belum bahagia. Ia pun pulang, melangkah ke arah mobilnya dengan lesu. Tetapi baru saja kakinya melangkah ke dekat pintu panti asuhan, tiba-tiba seorang anak perempuan kecil menarik tangannya.

"Om mau pulang ya.." Sapa anak kecil tersebut.

"Iya," jawab sang direktur sambil tersenyum.

"Om..boleh nggak Nanda minta sesuatu ke om?" Tanya anak kecil yang bernama Nanda itu.

"Boleh, Apa Sayang?" Direktur mengusap wajah Nanda.

"Tapi……Nanda takut ngak boleh sama om." Kata Nanda. Sang Direktur tersenyum. Ia orang kaya, apa yang tidak bisa dibelinya? Apalagi untuk anak yatim piatu yang manis ini, pastilah permintaannya akan dipenuhi.

"Memangnya Nanda mau minta apa Sich?" Tanya sang Direktur sambil berjongkok dan memegang bahu nanda.

"Om...Nanda minta.....Nanda pengen manggil ayah ke om, boleh?" tanya Nanda lagi.

Sang direktur tercengang. Tenggorokannya terasa tersumbat. Sebuah permintaan yang tidak pernah diduganya. Ternyata bukan boneka yang diminta Nanda, bukan juga uang, hanya sebuah sebutan 'Ayah'. Tanpa terasa hatinya bergetar. Sayup bilur-bilur kasih sayang menyapa sang Direktur

"Boleh….Nanda boleh kok panggil Ayah ke om." Kata Direktur ini mengusap kepala anak yatim ini.

"Terima kasih…..Ayah. Ohya, Kapan Ayah datang lagi? Nanda boleh minta lagi ga ke ayah?" Nanda terlihat senang sekali. Matanya berbinar-binar tanda bahagia.

"Boleh Sayang.....Nanda mau minta apa?" tanya Sang Direktur ini.

"Nanda minta, kalau Ayah nanti datang lagi kesini, bawa fotonya ayah Ya……Nanda mau simpan di kamar nanda. Kalau Nanda kangen sama ayah, Nanda bisa lihat foto ayah."

Sang direkturpun mengangguk. Dengan berlinang air mata sang direktur memeluk nanda dan berkata, "Besok Ayah datang lagi kesini nemuin Nanda. Ayah akan bawa foto Ayah dan ayah akan sering kesini ketemu sama Nanda." Kata Sang Direktur yang sudah tidak bisa lagi menahan Air Matanya, Seumur hidupnya baru sekarang dia bisa menangis.....

Hati sang direktur sangat bahagia. Ternyata bahagia itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski hanya sebuah ungkapan cinta.

Kawan, begitulah rasanya bahagia, indah bukan? Banyaklah memberi walaupun hanya sekedar sepotong CINTA. Masya ALLAH.

Catatan :

Ketika Saya menuliskan inipun tak kuat rasanya saya menahan Air mata, Semoga bermanfaat.

Bandung, 9 Nopember 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 081809807764 / 085860616183 / YM: assyarkhan , adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A9

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun