Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekulerisme Belanda Menjijikan!

25 Juni 2011   06:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:11 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_116193" align="aligncenter" width="600" caption="Geert Wilders"][/caption]

Sekulerisme Belanda Menjijikan! Kalimat inilah yang bermunculan dari banyak pengamat hukum di Belanda ketika Pengadilan Belanda membebaskan Geert Wilders, anggota parlemen dan pemimpin Partai Kebebasan dari semua tuduhan menghasut kebencian dan diskriminasi terhadap Muslim dan Islam. Banyak pihak menyebut keputusan ini akan berlanjut dan tidak akan berakhir karena ketidak adilan hukum di Belanda. Kasus terhadap Wilders secara resmi bukan tentang kebebasan berbicara dilindungi oleh Pasal 7 dari konstitusi Belanda, dan Pasal 10 dari Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia, Tapi Ini adalah tentang "menghasut kebencian" terhadap kelompok minoritas, Muslim di Belanda, di bawah artikel 137c dan 137d KUHP Belanda, sebagaimana diungkapkan analis di media belanda hari ini. Pembebasan Geert Wilders didorong oleh pertimbangan politik dan didorong oleh kelompok sayap kiri, seperti Nederland Bekent Kleur (NBK) di Belanda ketika kantor jaksa penuntut umum telah awalnya meragukan kejahatan yang dilakukan Greet Wilders. Kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia yang geram akan keputusan ini akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan Belanda untuk Pengadilan HAM Eropa dan menguji batas-batas Pasal 10 konvensi hak asasi manusia Eropa. Pandangan Eropa terhadap pidato yang akan dijelaskan oleh sejarah benua ini adalah sekitar kebangkitan fasisme, barbar dari Nazi dan pengalaman perang masa lalu dan Holocaust. Dan inilah yang dilakukan oleh Greet Wilders. Pelajaran yang diambil adalah kebebasan berbicara harus dibatasi ketika kelompok-kelompok minoritas sedang difitnah dan tersinggung. Pengadilan Belanda ketika membebaskan Wilders, telah mengindikasikan pidato yang melanggar hukum mungkin masih dianggap secara hukum diperbolehkan oleh Hukum Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan dianggap ofensif oleh sebagian orang dan harus diperdebatkan di pengadilan opini publik, dan bukan di pengadilan hukum. Seharusnya Belanda yang mengusung liberal sekulerisme bisa menegakkan Hak Asasi Manusia sebab yang dilakukan Greet Wilder sangat melanggar kebebasan yang di anut Belanda, jika tidak reputasi Belanda sebagai masyarakat bebas dan terbuka akan tercoreng hanya karena yang menuntut adalah minoritas. Dalam perjuangan untuk cita-cita keadilan akan kebebasan Hak Asasi Manusia, Barat sebagai suatu peradaban telah membedakan dirinya dari semua peradaban lain dan budaya masa lalu yaitu liberal sekuler. Jika ketidak adilan terus menerus dilakukan oleh kelompok yang mengaku liberal ini , lama kelamaan system ini akan ditinggalkan dan sepertinya janji Allah system yang Allah sudah tulis dalam Al-Qur'an merupakan system terbaik adanya. Bandung , 25 Juni 2011 Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun