Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Risma menjadi Korban Dari Kelompok Antiislam Berikutnya?

20 Februari 2014   13:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39 2900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_312924" align="aligncenter" width="595" caption="Risma (http://www.intelijen.co.id)"][/caption]

Follow Me : @assyarkhan

Semoga Anda sudah membaca Artikel Saya yang berjudul "Mengerikan, Pemilu 2014 Menjadi Ajang Pembantaian Ummat Islam" , didalam Artikel tersebut sedikit Saya gambarkan walaupun tidak detail bahwa ada upaya-upaya kelompok saparatis anti Islam yang mencoba membuat Pemilu 2014 dikuasai oleh Kelompok Liberal Sekulerisme dan kelompok yang memang selama ini memusuhi Islam yang memiliki "Syalimul 'Aqidah = Aqidah yang lurus".Sebelum ini juga Saya sudah menulis tentang Risma dalam Artikel "Soal Risma, Saya Sepakat dengan Ahok dan PKS", silahkan untuk dibaca terlebih dahulu.

Upaya-upaya penggiringan opini bahwa yang Korupsi itu Tokoh Islam, Jika wanita dia berjilbab padahal sebelum ditangkap KPK tidak berjilbab/bercadar, kemudian opini yang menjadi terorisme itu adalah Ummat Islam karena memang selama ini Densus 88 yang juga menjadi alat kelompok Anti Islam tersebut.

Apa yang terjadi pada Anas Urbaningrum pun salah satunya, Ketika Anas Urbaningrum yang menurut Saya tidak terlihat sebagai Sosok Liberal Sekulerisme, Mantan Ketua Umum HMI dengan Istri yang berjilbab lebar layaknya istri para aktivis Islam di Kampus-kampus Saya pastikan membuat kelompok ini gerah dan berupaya melengserkan Anas dari Ketua Umum Partai Demokrat karena kelak dikhawatirkan Anas dapat melenggang dengan mudah menuju Presiden RI, belum lagi dengan apa yang terjadi pada LHI yang belum jelas status bersalahnya tetapi terkena sanksi 16 tahun penjara, Kasus Daging Sapi yang tidak seperti Hambalang dimana Korupsi harusnya dimulai dari Menteri yang terkait, jika Hambalang ada Andi Mallaranggeng yang jelas ditangkap KPK menjadi wajar kemudian apabila Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat terkena walaupun bisa jadi itu adalah Fitnah, Lebih Fitnah lagi ketika Menteri Suswono sebagai Menteri Pertanian tidak terbukti korupsi dana menerima suap tetapi Presiden PKS mendapat tuduhan itu, harusnya Menteri Pertanian terlebih dahulu yang kena baru merembet kepada LHI, tetapi ini berbeda bukan? Ya, Konspirasi Anti Islam dari Kelompok Intelijen, TNI, Polri, Politisi kini bergabung. Di Partai Demokrat misalnya berkumpul Politisi Liberal Sekuler seperti Ulil Abshar Abdalah, Ahmad Mubarok dll.

[caption id="attachment_312926" align="aligncenter" width="575" caption="Twitter Nazarudin Syamsudin (twitter.com)"][/caption]

Kini, Risma menjadi gilirannya, ada upaya-upaya konspirasi kelompok Anti Islam yang ingin melengserkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Kelompok anti-Islam mempengaruhi Partai-Partai yang ada di DPRD Kota Surabaya.

Sebagaimana diungkapkan oleh Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Nazaruddin Sjamsuddin yang melihat kuatnya dorongan agar Risma mengundurkan diri ini karena Partai-Partai yang ada di DPRD Kota Surabaya mendapat tekanan dari Kelompok Anti Islam ini

."Kalo Walkot Risma tak berjilbab dan berprestasi saya yakin dia tak jadi sasaran utk dijatuhkan. Unsur-unsur anti-Islam gerah melihat keberhasilan Walkot Risma yang selalu berjilbab itu," , begitu kicauan sang Profesor Nazaruddin melalui lini masa akun Twitter nya @nazarsjamsuddin.

Penulis melihat pandangan Nazarudin Syamsudin ini dapat dipastikan kebenaranya, karena apa yang dilakukan RISMA dapat menggagalkan upaya kelompok Anti Islam yang sedang menggiring opini bahwa Jilbaber itu Koruptor, Jilbaber itu Provokator, Jilbaber itu Teroris, Jilbaber itu Suka mesum dan memiliki nafsu besar, inilah yang sedang dikampanyekan Kelompok Anti Islam di dunia maya dan nyata, hadirnya Tokoh seperti Risma dan tokoh muslimah lainnya yang berprestasi dapat dipastikan bisa menggagalkan upaya-upaya jahat mereka.

Kemudian Profesor UI Nazarudin Syamsudin menyatakan bahwa ada partai politik yang ingin menjatuhkan Risma. Partai yang dimaksud Nazaruddin adalah partai yang juga menjatuhkan Nazaruddin pada tahun 2005 silam.

"Partai yang mau menjatuhkan Risma sama dengan partai yang menjatuhkan saya pada 2005 melalui orangnya di KPK. Ini pernah dibongkar KH Hasyim Muzadi. Partai ini ga mau tau bahwa maju mundur dan mati hidupnya Negeri ini tergantung di tangan umat Islam sebagai mayoritas" Kicau Nazarudin di Twitternya

"Partai ini memang ga suka akan tokoh/pejabat Muslim yg berhasil. Partai ini mau agar reputasi Islam sll jelek di negeri ini,” tulis @nazarsjamsuddin.

Menurut Penulis, Upaya-Upaya Kelompok Jahat ini harus dihentikan, Ummat Islam harus semakin cerdas berpolitik jika tidak ingin dikadali terus menerus seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta, Para politisi Islam tanpa disadarinya telah terjerumus dalam rayuan untuk melakukan korupsi dan suap padahal itu adalah jebakan untuk membuat citra Islam negatif.

Menurut sumber yang enggan di ungap namanya, Wakil Walikota Surabaya, Wisnu Sakti Buana disebut-sebut sebagai sosok yang pernah mengkomando dan berkolaborasi dengan beberapa tokoh-tokoh senior di Partai PDI P, terkait rencana pemakzulan Risma pasca penolakan pembangunan tol pada pertengahan 2011 silam. (Dikutip dari Asatunews.com)

Wisnu saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Kota Surabaya dan pernah menjabat anggota DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan. Wisnu Sakti merupakan salah seorang putra mantan wakil ketua MPR RI yang juga tokoh senior PDIP, Soetjipto Soedjono.

Kelompok Anti Islam mungkin saja akan mendekati tokoh-tokoh Islam yang minim pemahaman tentang Islam untuk dijadikan "Boneka" mereka dalam hal memimpin di Indonesia, Tokoh-Tokoh Islam yang abangan seperti mengaku Islam tetapi tidak sholat dan tidak puasa, masih menyukai klenik dan perdukunan akan dijadikan kelompok Anti Islam sebagai wayang yang akan mengendalikan Ummat Islam yang Salimul 'aqidah tersebut.

Coba Anda lihat bagaimana konspirasi kelompok Liberal Sekulerisme yang membuat POLRI membatalkan Jilbab Polwan sebagai contoh tidak terlepas dari upaya-upaya kelompok Anti Islam yang mencoba memadamkan Cahaya Allah Swt di mukaa bumi ini, Salah satu yang memungkin Polri membatalkan Jilbab Polwan adalah gencarnya PKS mensosialisasikan rasa syukurnya ketika Polri akan membebaskan Polwan untuk berjilbab dalam sebuah kicauannya Ulil Abshar Abdalah menyebutkan"Jangan Sampai Jilbab Polwan dianggap sebagai keberhasilan Partai Islam" dalam hal ini Saya melihat Ulil merujuk kepada PKS. Selain itu upaya-upaya agar Jilbaber melakukan dosa walaupun berjilbab dapat terlihat dari Kicauan Ulil berikut ini, sebuah kampanye Liberal Sekulerisme dari penerus Nurcholis Madjid ini :

[caption id="attachment_312927" align="aligncenter" width="271" caption="Twit Ulil (twitter.com)"][/caption]

Saya mengingatkan untuk siapapapun Tokoh Islam agar sangat berhati-hati dari Partai apapun, Apa yang terjadi pada PKS dapat Saya katakan konspirasi besar untuk menghancurkan Citra Islam yang positif sebagai bagian dari kampanye-kampanye Kelompok Anti Islam, Saya melihat saat PKS dipimpin oleh LHI memang memiliki celah untuk dijadikan alat Konspirasi. Dimana? Mungkin itu pertanyaan Anda bukan? Ketika Presiden PKS dipimpin oleh DR. Hidayat Nurwahid, MA saat itu HNW tidak memiliki jabatan publik dan tidak menjadi sebagai anggota DPR, karena pada saat itu kebijakan PKS menyebutkan semua Ketua Partai digaji oleh Partai untuk membuatnya fokus mengurus Partai, tradisi ini diteruskan Ir. Tifatul Sembiring, tetapi kemudian kendor di era LHI (Lutfi Hasan Ishak), walaupun tidak menjabat sebagai Pimpininan DPR saat itu, LHI adalah anggota DPR RI yang sekaligus menjadi Presiden PKS, hal ini memungkinkan ada celah bagi kelompok Anti Islam untuk menjebak LHI tanpa disadari oleh PKS terlebih dahulu.

Apa yang dilakukan HM. Anis Matta dengan mengundurkan diri dari Wakil Ketua DPR RI dan Anggota DRP RI dengan fokus menjadi Presiden PKS adalah langkah terbaik yang harus diteruskan oleh Presiden PKS di era mendatang, sehingga celah-celah yang bisa dijadikan alat kelompok Anti Islam untuk "membantai" ummat Islam dapat ditutup rapat.

Semoga Allah menguatkan hati-hati orang yang beriman untuk tetap berada dijalan yang lurus. Aamiin...

Sumber :

Asatunews.com

Jakarta, 20 Februari 2014

ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun