Mohon tunggu...
Adi Subroto
Adi Subroto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suara Rakyat Suara Tuhan, Rakyat Rindu Rustriningsih

24 November 2017   23:41 Diperbarui: 24 November 2017   23:57 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada suasana haru menyelimuti saat anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Darori Wonodipuro berkunjung ke Kebumen pada Jumat (24/11/2017). Kegiatan itu untuk bersilaturahim dengan basis konstituennya di Dapil Jawa Tengah VII, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara.

Saat mendatangi pertemuan warga di Karangmaja, Kebumen, Darori sempat didatangi oleh seorang pria berumur yang tampak marah meluapkan emosinya. Ia diketahui merupakan salah satu simpatisan PDI P.

Awalnya Darori sempat bimbang jikalau pria tua tersebut bakal marah pada dirinya yang berani turun di basis PDI P. Diketahui, Kebumen dan sekitarnya merupakan salah satu basis kuat PDI P di Jawa Tengah.

Tanpa dinyana, pria tua itu justru sampaikan rasa rindunya kepada mantan Bupati Kebumen dua periode sekaligus mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Rustriningsih. Dirinya sangat bersimpati dengan gaya kepemimpinan Rustriningsih yang dikenal sangat dekat dengan rakyat.

"Kula awit riyin jamane Pak Karno, tekan Bupati Rustriningsih sing priyayine cilik tasih rambut kribo nganggo kacamata, kula tetep pandeng gepeng.. (Saya dari dulu sejak zaman Bung Karno sampai Bupati Rustriningsih yang orangnya kecil, berambut keriting dan berkacamata tak pernah ragu dengannya -- red.)," tandas pria paruh baya itu.

Gemuruh warga yang datang pada pertemuan dengan wakil rakyatnya sempat membuat syok Darori. Sedemikan bersemangatnya rakyat merindukan sosok Rustriningsih. Mereka rindu sosok pemimpin yang mau dekat dan mendengarkan mereka.

Luapan emosi rakyat akan pemimpin yang mengayomi bisa jadi merupakan kritik tajam disaat krisis kepemimpinan mendera bangsa ini.

Sejatinya rakyat kecil sadar, siapa sesungguhnya pemimpin mereka. Hanya saja kenyataan politik yang terjadi tak mampu memberi mereka harapan.

Ibarat pepatah, badai pasti berlalu. Pemimpin palsu imbas dari politik transaksional bakal segera sirna. Hal ini mengingatkan dengan ujaran seorang bijak, "Dalam politik, kekuatan uang bisa dikalahkan dengan kekuatan uang yang lebih besar lagi. Tapi kekuatan uang yang lebih besar dapat dikalahkan dengan militansi dan keberpihakan pada rakyat". Semoga harapan itu tetap ada... []   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun