Mohon tunggu...
Adisty Farhatul Layliyah
Adisty Farhatul Layliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Saya Adalah Mahasiswa Politeknik Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Putus Cinta Bukan Akhir Dunia, tapi Bisa Memicu Krisis Kesehatan Mental Bagi Remaja?

2 Juni 2024   21:42 Diperbarui: 2 Juni 2024   21:53 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Putus cinta memang sangat menyakitkan, tetapi jangan sampai membuat Anda merasa bahwa dunia telah berakhir. Di masa remaja, pacaran sering menjadi bagian penting dari kehidupan. Tidak heran jika saat putus, rasanya seperti dunia runtuh. Anda merasa kehilangan, sedih, bahkan sangat kecewa. Apalagi jika itu cinta pertama, yang membuat perasaan Anda semakin mendalam. Banyak yang akhirnya terbawa perasaan secara berlarut-larut akibat hal ini.

Di zaman sekarang, era media sosial, semuanya menjadi semakin rumit. Bayangkan saja, Anda bisa memantau mantan setiap hari di Instagram atau TikTok, melihat dia move on lebih cepat atau bahkan sudah memiliki gebetan baru. Sakit hati Anda menjadi semakin dalam dan sulit untuk move on. Belum lagi, melihat teman-teman yang pamer kemesraan dengan pacarnya di media sosial membuat Anda merasa semakin nelangsa. Tekanan untuk tampil baik-baik saja di depan publik juga membuat Anda suka menutupi perasaan sebenarnya. Padahal, menyembunyikan perasaan hanya membuat Anda semakin sulit untuk sembuh dari patah hati.

Putus cinta bisa menyebabkan berbagai masalah mental. Mulai dari depresi, kecemasan berlebihan, hingga stres berat. Beberapa remaja juga menjadi malas belajar, prestasi sekolah menurun karena tidak bisa berkonsentrasi. Tidak sedikit juga yang mencari pelarian ke hal-hal negatif, seperti mabuk-mabukan atau tindakan impulsif lainnya. Kadang, Anda juga jadi menjauh dari teman dan keluarga, karena merasa tidak ada yang memahami perasaan Anda.

Namun ingat, putus cinta bukan akhir dari segalanya. Dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting. Cerita ke teman atau keluarga yang Anda percaya, bisa membantu mengurangi beban di hati. Coba juga untuk menyibukkan diri dengan kegiatan positif, seperti olahraga, ikut komunitas, atau sekadar hobi yang membuat Anda senang. Kurangi waktu untuk memantau mantan di media sosial juga bisa membantu proses move on lebih cepat. Jangan lupa, jaga kesehatan dengan makan makanan sehat, tidur cukup, dan rutin berolahraga.

Jika rasa sakit hati Anda sudah terlalu parah, tidak ada salahnya mencari bantuan dari profesional, seperti psikolog atau konselor. Mereka bisa membantu Anda melewati masa-masa sulit ini. Ingat, patah hati bisa menjadi pelajaran untuk Anda menjadi lebih kuat dan dewasa. Dari sini, Anda bisa belajar tentang diri sendiri, membangun ketahanan emosional, dan siap untuk hubungan yang lebih sehat di masa depan. Jadi, jangan anggap putus cinta sebagai akhir dunia, tetapi lihat sebagai kesempatan untuk berkembang menjadi versi terbaik dari diri Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun