Mohon tunggu...
Money Pilihan

Manfaatkan Situasi, Indonesia Bisa Jadi Pengekspor Udang Nomor Satu

15 Desember 2015   13:31 Diperbarui: 15 Desember 2015   18:33 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Direktur PT Central Proteina Prima (CP Prima) Tbk, Irwan Tirtariyadi mengatakan Indonesia berpotensi menjadi produsen udang nomor satu di dunia karena memiliki garis pantai yang panjang dimana tambak udang biasanya dibuat di daerah pesisir pantai. Hal ini disebabkan permintaan udang yang tinggi oleh masyarakat dunia dan adanya wabah penyakit udang di Vietnam karena seperti diketahui Vietnam merupakan negara pengekspor udang terbesar.

Dengan adanya kedua faktor tersebut, Irwan yakin para penambak memiliki motivasi lebih untuk memanfaatkan peluang ini dan dia memprediksikan pada tahun depan Indonesia bisa berkembang lebih pesat.

Meski peluang terbuka lebar, bukan berarti penambak Indonesia bukan tanpa masalah. Salah satu masalah yang kerap ditemui adalah belum pahamnya petambak udang terhadap kondisi lingkungan terutama pengelolaan air yang bisa membawa penyakit pada udang.

“Selain itu, minat masyarakat untuk budidaya udang ini juga masih kecil terutama kalangan anak muda yang enggan untuk terjun ke dunia perudangan padahal kalau fokus hasilnya sangat bagus,” katanya di sela-sela acara CP Prima Annual Aquaculture Symposium, Selasa (1/12/2015).

Dia pun memprediksi pada tahun depan harga udang akan naik dan stabil meskipun baru-baru ini mengalami penurunan hingga 25 persen. Optimis Irwan beralasan karena di penghujung tahun ini permintaan udang telah meningkat.

Berdasarkan keterangan CP Prima, kebutuhan udang di dunia saat ini mencapai lebih dari 3,5 juta ton/tahun. Konsumen terbesar yakni Amerika Serikat dengan konsumsi udang mencapai 2 kg/kapita/tahun. Tahun ini pun, kebutuhan udang di AS naik hingga 3%.

“Kalau pasar ekspor udang tidak diambil oleh Indonesia kan sayang sekali. Bahkan China yang penghasil udang terbesar pun tidak bisa melakukan ekspor besar-besaran karena hasilnya untuk dikonsumsi sendiri yang penduduknya banyak,” pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun