Di era berkembangnya teknologi beserta keuniversalan ini, kenakalan remaja tak sekedar terjalin di kota besar, akan tetapi juga di area desa. Kenakalan remaja berbeda-beda pada masing-masing generasi karena akibat kawasan budaya dan cara berpikir penduduk masing-masing.
Dapat diasumsikan bahwa saat ini, sebagaimana yang diberitakan di beragam media, kenakalan remaja telah melampaui batas yang dapat diterima. Banyak anak muda dan anak di bawah umur menghadapi masalah sosial seperti merokok, narkoba, seks bebas, pencurian dan banyak kejahatan lain yang menyimpang dari norma.
Pengaruh sosial dan budaya memainkan peran penting dalam membentuk atau mengkondisikan perilaku kriminal anak muda. Perilaku para pemuda ini menunjukkan tanda tidak ada kepatuhan terhadap norma sosial mayoritas pelaku remaja berusia di bawah 21 tahun.
Anak-anak peka terhadap pembelajaran atau praktik. Orang tua atau guru sebagai pendidik hendaknya selalu menjalin hubungan yang baik agar tidak terjadi kesenjangan diantara anak menjadi pendidik akhirnya pendidikan mampu berhasil. Orang tua harus memilih cara positif untuk menciptakan rasa cinta kepada anak, mempererat hubungan.
Masih diyakini bahwa pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan kepintaran dan kepribadian manusia. Maka dari itu, pelatihan segera dibentuk dan dibesarkan agar mekanisme pelaksanaannya melahirkan keturunan yang diinginkan.
Pada UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mula, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi waga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi karakter anak pada khususnya dan karakter masyarakat Indonesia pada biasanya. Pemerintah melembagakan pendidikan yang bernuansa keagamaan atau biasa disebut dengan pendidikan karakter. Dasarnya pendidikan karakter adalah model pendidikan yang bernada agama dan mata pelajaran lain yang memuat nilai-nilai karakter.
Ada beberapa cara untuk mengurangi kenakalan remaja:
- Upaya preventif
Usaha preventif merupakan kegiatan pencegahan kejahatan yang dapat dilaksanakan secara sistematis, terencana dan ditujukan untuk pencegahan kejahatan. Campur tangan orang tua sebelum suatu kejahatan terjadi, sehingga kejahatan itu dapat ditanggulangi atau dicegah melalui penyuluhan, pengarahan dan teguran.
- Upaya Kuratif
Usaha kuratif ialah upaya penanggulangan masalah kenakalan atau perilaku menyimpang remaja. Penangkalan ini bertujuan agar kejahatan tidak berkembang dan membebani baik individu maupun masyarakat sekitar. Intervensi pengasuhan pasca-kejahatan terdiri dari peningkatan kesadaran tentang remaja yang terlibat dalam aktivitas yang menyimpang.
- Upaya Refresif
Usaha represif merupakan aktivitas untuk menekan dan menghentikan kenakalan remaja seringkali memungkinkan atau mencegah kejahatan yang lebih serius. Hukuman ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa kejahatan siswa tidak terulang kembali.
Sedangkan menurut Sofyan Willis, diperlukan teknik-teknik untuk mengatasi kenakalan remaja sebagai berikut:
Teknik perilaku didasarkan pada dua konsep antara Pavlovian Ivan Pavlov dan B.F. Skinnerian. Dasar dari teori perilaku yaitu sesungguhnya perilaku dapat diketahui sebagai hasil gabungan : 1) perbedaan biologis baik secara genetik maupun karena gangguan fisiologik, 2) belajar waktu kemudian dalam hubungannya dengan keadaan yang sama, 3) keadaaan motivasional dan efeknya terhadap kepekaan terhadap lingkungan.. Menurut pendekatan behavior manusia adalah makhluk reaktif yang perilakunya dikendalikan oleh bagian eksternal.
Teknik behavioral ada dua aspek yaitu peningkatan perilaku dan teknik pengurangan perilaku. Teknik untuk memperbaiki peningkatan perilaku yaitu:
- Penguatan positif
Penguatan positif merupakan penguatan yang memuaskan setelah perilaku yang dinantikan sehingga perilaku tersebut akan diulangi dan diperkuat di masa depan .
- Kartu berharga (Token economy)
Token economy tergolong ke dalam pengakuan, namun teknik ini adalah skema untuk menjauhi pengakuan langsung. Token adalah hadiah yang bisa ditukarkan dengan bermacam-macam benda yang diimpikan pelanggan.
- Bentuk tingkah laku (shaping)
Shaping merupakan sistem membentuk pola perilaku aktual yang tidak pernah dijalankan sebelumnya dengan membagikan penghargaan dengan sistematis pada setiap perilaku yang dilakukan.
- Pembuatan kontrak
Pembuatan kontrak merupakan sistem menetapkan keadaan bagi pelanggan untuk menunjukkan perilaku yang dimimpikan berlandaskan kesepakatan antara pelanggan dan konselor.
Sementara itu teknik behavior yang bermaksud menurunkan tingkah laku sebagai berikut :
- Penghapusan
Penghapusan merupakan sistem penghentian penguatan untuk perilaku yang diperkuat.
- Time-out
Time-out ialah teknik untuk memberikan kesempatan untuk penguatan positif. Teknik berikut bisa dipakai dalam kelas ketika, misalnya, seseorang yang berperilaku tak terduga diisolasi untuk waktu tertentu dan terbatas atau dipindahkan dari siswa lain.
- Pembanjiran
Pembanjiran ialah membanjiri seseorang dengan keadaan atau alasan yang menimbulkan kekhawatiran atau perilaku yang tidak diinginkan tiba mereka menyadari sebenarnya apa yang membuat mereka khawatir tak terlaksana. Namun, banjir bisa menimbulkan emosi yang sangat kuat, jadi harus berhati-hati saat menghadapi pembanjiran.
- Penjenuhan
Penjenuhan merupakan sitem untuk menciptakan pelanggan sendiri muak dengan perilaku yang tak diimpikan kemudian dia tidak melakukannya lagi.
- Hukuman
Hukuman adalah campur tangan penguatan operan diterapkan oleh konselor untuk menekan perilaku yang tak diinginkan.
- Terapi Aversi
Terapi aversi dinantikan penguatan rasa gembira atau bangga menyakiti orang lain berkembang menjadi penguatan seperti rasa kasihan, takut, dan rasa bersalah karena melihat orang lain merasakan sakit.
- Desensitisasi sistematik
Teknik ini dikembangkan oleh Wolpe, yang mengutarakan bahwa semua perilaku neurotik merupakan ekspresi ketakutan dan respons pada rasa takut bisa dihilangkan dengan menemukan respons antagonis. Teknik ini digunakan untuk mengurangi kecemasan dan menghindari perilaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H