Mohon tunggu...
Adista Pattisahusiwa
Adista Pattisahusiwa Mohon Tunggu... Jurnalis - Time Is Running Out

I'm Journalist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

'Float Like A Butter Fly, Sting Like A Bee', Selamat Jalan Muhammad Ali

4 Juni 2016   15:41 Diperbarui: 4 Juni 2016   15:53 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhammad AliInnalillahi wainnailahirojiun. Semoga Allah Swt memberikan tempat terindah untuk beliau, dilapangkan kuburnya, diampuni segala dosa, dan Keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan aamiin.

Muhammad Ali, tiga kali juara dunia kelas berat tinju yang membantu menentukan masa pergolakan sebagai sosok olahraga paling karismatik dan kontroversial dari abad ke-20, tutup usia pada jumat waktu USA.
Kematiannya dikonfirmasi oleh Bob Gunnell, juru bicara keluarga.

Ali lahir 17 Januari 1942 Louisville, Kentucky, Amerika.
Meninggal 3 Juni 2016 di
Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, dalam usia 74 Tahun.
Saat kecil Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay, Sr.
Ali kemudian mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.

Sosok ali memang mendebarkan, dari gaya tinju yang tidak lazim menyatu kecepatan, kelincahan dan kekuatan yang lebih mulus daripada lawan lawannya.

Bukan saja jumlah hadiah atletis yang diraihnya.
Namun, Pikiran tangkas, kepribadian, percaya diri yang tinggi bisa menginspirasi banyak orang, dari keyakinan pribadinya itulah hingga membuat sebagian manusia di dunia mencintainya.

Toh, Meskipun ia menjadi rentan dengan karakter cara yang tidak bisa dikendalikan.
Tapi dia tidak pernah kehilangan kepolosan, cerah, sifat positif dan lelucon.
Sebab, dalam kamus hidupnya, ali semata-mata hanya ingin menghibur orang, agar bisa membuat mereka bahagia.

Ali merupakan polarisasi superstar dunia olahraga yang pernah dihasilkan - baik dikagumi dan difitnah di tahun 1960-an dan 70-an untuk sikap agama, politik dan sosialnya.

Selama Perang Vietnam, penolakannya terhadap integrasi rasial pada puncak gerakan hak-hak sipil, yang dianggap sebagai ancaman serius oleh pembentukan konservatif dan tindakan mulia pembangkangan oleh oposisi liberal.

"It's hard to be humble when you're as great as I am." -Ali.

Suka atau benci, dia tinggal selama 50 tahun, salah satu orang yang paling dikenal di planet ini.

Selamat Jalan Muhammad Ali, Semoga Husnul Khatimah.
(Adista Pattisahusiwa)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun