JAKARTA-- Jelang Piala Eropa 2016, kalangan media massa menjajaki berbagai tokoh tentang apakah piala eropa ini akan bisa meredakan suasana Bangsa kita yang tak habis habisnya kisruh ini itu.
Apakah Sepakbola bisa bikin 'Colling Down' situasi Sosial yang penuh perpecahan.
Atau lebih konkrit, apakah piala eropa bisa membuat masyarakat agak melupakan Mandulnya 12 Paket kebijakan ekonomi jokowi. Yang Semakin parah dan menyengsarakan masyarakat, sebab paket ekonomi itu tidak efektif ditataran praktik.
Bahkan lonjakan harga sembako dan daging kian tak terkontrol oleh pemerintah.
Sekedar menyegarkan ingatan kita, Janji jokowi ketika Kampanye dulu akan swasembada sapi, tapi faktanya hampir 2 tahun dibawah kepemimpinan jokowi, harga daging tetap tak terkendali.
Sama sekali belum beranjak dari Rakaat Pertamanya.
Berdasarkan, Laporan terakhir bank dunia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang ada sekarang hanya dinikmati oleh 20% masyarakat terkaya.
Sedangkan, 80% penduduk atau lebih dari 205 juta orang, rawan tertinggal. Karenanya, paradigma paket kebijakan ekonomi harus mewakili visi Trisakti sebagaimana janji saat kampanye.
Pemerintah harus benahi mata rantai perdagangan komoditas, hal ini karna ada yang memainkan harga, tapi Pemerintah gak berdaya hadapi pemain itu, karena pemain pemain itu berkolusi dengan pemyelenggara Negara.
12 paket kebijakan pemerintah belum menyentuh ekonomi di tingkat bawah. Paket kebijakan itu, bahkan jauh dari semangat ekonomi kerakyatan.
Kebijakan itu hanya melayani gerbong atas.
Sedangkan gerbong bawah dibiarkan berjuang sendiri-sendiri tanpa keberpihakan yang serius.
Nah, Pertandingan antara Prancis vs Rumania akan menjadi pembuka Piala Eropa 2016. Laga perdana itu akan digelar di Stade de France pada 10 Juni mendatang.
Ah siapa tahu keasyikan nonton bola, bisa membuat kita mengambil jarak dari situasi Ekonomi memburuk, yang menenggelamkan, memabukkan, dalam keremangan.
Sebab, Pengambilan jarak itu diperlukan, agar kita bisa lebih merenung, menjernihkan pikiran dan hati.
Mungkin, Dengan adanya piala eropa, retal retak sosial, desintegrasi yang bermunculan melalui berbagai bentuk, dan segmen bisa sedikit tertunda. Potensi untuk bertengkar dikurangi oleh keriuhan piala eropa.
Bahkan energi untuk mencurigai pihak lain, Prasangka dan kedengkian antar kelompok agak STOP sebentar disaat Kick Off Nanti.
Namun Perut lapar tidak bisa ditutupi oleh keindahan permainan Spanyol dan Italy. Kesulitan ekonomi Rumah Tangga masyarakat tidak bisa di kamuflase oleh kehebatan pemain Inggris sekalipun.
Realisasi 12 paket ekonomi belum berjalan efektif. Hal tersebut terlihat dari beberapa indikator, antara lain pertumbuhan ekonomi hanya 4,92 persen, penciptaan lapangan belum menggembirakan, lemahnya investasi di sektor-sektor produktif seperti pertanian-kelautan, perikanan, inilah rasio yang hampir mencapai 50%, dll.
Toh Meskipun David Guetta didapuk sebagai pencipta lagu resmi Piala Eropa 2016. Yang akan dinyanyikan pada seremoni pembukaan di Stade de France, Gak bisa membujuk ibu ibu rumah tangga, para pedagang kecil, bapak bapak yang kehilangan pekerjaan, sarjana sarjana yg kena keputusan PHK perusahaannya.
Para pengamen, dan penjual jasa disepanjang jalan, Juga siapapun tidak bisa tenang hatinya oleh Goyangan Zlatan Ibrahimovic, bahkan tak akan sanggup menandingi arus kuat persoalan nasional dalam masyarakat kita terutama situasi semakin sulit perekonomian.
Kemeriahan Piala Eropa 2016 Tinggal menghitung Hari, Tapi Gak asyik kalo Tanpa Belanda.
Eh, Bahkan Pelatih Timnas Italy Antonio Conte memutuskan tidak memasukkan Gelandang Veteran Andrea Pirlo dalam skuat sementara untuk Piala eropa 2016.
Hmmm sekaliber Pirlo pun gak diajak. Yaa gak rame lah.
(Adista Pattisahusiwa)
*Gunung Sahari Jakpus, 31 Mei 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H