Kemarin saya diingatkan oleh seorang wali murid inklusif kami, dimana inti chat wa itu berisi "Kerjasama 3 pilar antara guru, sekolah dan orang tua haruslah berjalan harmoni".
Pada dasarnya memang benar bahwa sinergi 3 pilar ini sangat mempengaruhi kemajuan anak, harmonisasi antara sekolah, guru dan orang tua sangat diperlukan sekali, bahkan anak reguler perlu juga melakukan sinergi ini apalagi anak kita yang berkebutuhan khusus akan sangat membutuhkan sinergi ini.
Bagaimana tidak kalau sinergi ini putus dalam artian hanya 2 pihak saja yang bekerja maka perkembangan anak pun tidak akan maksimal. Sinergi 3 pilar ini idealnya adalah antara pihak sekolah, pihak guru/terapis dan pihak orang tua duduk bersama membahas program anak selama 1 tahun sehingga akan terjadi kesepakatan-kesepakatan antara pihak-pihak tersebut.
Nantinya akan dibahas apa kemauan pihak sekolah, apa kemauan pihak guru/terapis dan apa kemauan orang tua. Pasti akan terjadi negosiasi-negosiasi program pembelajaran yang sudah disusun oleh pihak guru, pihak orang tua bisa mengoreksi apa yang perlu ditambah atau bahkan dikurangi. Dengan begitu diharapkan akan menghasilkan keputusan-keputusan yang nantinya lebih bermanfaat bagi perkembangan anak.Â
Bagaimana praktiknya selama ini? Praktiknya terkadang sinergi itu tidak berjalan sebagaimana mestinya, saya contohkan beberapa kasus :
1. Sinergi ini berjalan antara pihak sekolah, guru/terapis dan orang tua tetapi ada pihak yang memaksakan kehendak dengan tidak melihat situasi dan kondisi anak.
Misal orang tua menginginkan anak harus bisa membaca selama 1 tahun ajaran dan memaksa untuk itu tetapi dilapangan anak belum siap untuk masuk fase membaca, anak baru di tahap mengenali huruf. Begitupun sebaliknya guru memaksa memasukkan materi padahal materi tersebut untuk anak padahal anak belum siap.
2. Orang tua sudah pasrah sepenuhnya kepada sekolah dan guru tanpa adanya koreksi. Orang tua merasa bahwa apa yang dilakukan oleh guru dan sekolah sudah benar. Pasrah bongkokan kalau orang sini bilang.Â
Memang ada positif dan negatifnya jika orang tua seperti itu, positifnya adalah orang tua berarti sudah percaya 100% terhadap sekolah dan guru sedang negatifnya kurang ada kontrol terhadap guru dan sekolah.
Maka dari itu untuk menciptakan iklim yang ideal tersebut memang butuh kesadaran bersama antara 3 pilar tersebut yaitu sekolah, guru/terapis dan orang tua. Apabila sinergi itu sudah dilaksanakan maka kedepannya perkembangan anak akan jauh lebih cepat berkembang dan terpantau.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI