Prigen, kamis (8/2/2024) Desa Ketanireng merupakan salah satu desa di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan di mana mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak. Meskipun begitu, terdapat juga beberapa penduduk yang membuka usahanya sendiri, salah satunya adalah UMKM Kerupuk Puli. Kerupuk Puli sendiri merupakan kerupuk yang berbahan dasar dari tepung beras. Meskipun jajanan ini cukup digemari oleh banyak orang, terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh UMKM ini.
Berdasarkan survey dan wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, seluruh proses produksi dari kerupuk puli ini, mulai dari pembuatan kerupuk puli, pengemasan, hingga pemasarannya, dilakukan secara manual. Pengemasan dari kerupuk puli sendiri masih menggunakan media lilin yang menyebabkan proses pengemasan berlangsung lambat dan memiliki potensi kerusakan pada kemasan dan produk. Selain itu, pemasaran dari kerupuk puli ini sangatlah terbatas, yaitu hanyalah sekitar masyarakat Desa Ketanireng.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah  Sidoarjo melakukan re-branding dan digital marketing untuk UMKM Kerupuk Puli. Kegiatan dari re-branding & digital marekting yang dilakukan adalah dengan pembuatan design packaging berupa stiker, penambahan variasi rasa, serta upgrade pemasaran yang semulanya hanya dilakulan secara offline ditambah pemasaran melalui media sosial berupa Instagram dan e-commerce berupa Shopee.
Contoh salah satu owner yang sudah di survey oleh pihak mahasiswa UMSIDA yang bernama Bu Lilik.
Beliau memiliki motivasi yang kuat dalam dirinya dalam meningkatkan perekonomian dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan ini menjadi suatu kebanggaan bagi beliau karena dapat menggerakkan produktivitas warga.
Gagasan usaha UMKM ini muncul dikarenakan pada awalnya UMKM kerupuk tersebut diberi label kerupuk puli nyet nyet, usaha pengolahan kerupuk tersebut dapat memperkerjakan 5-6 orang dalam menjalankan produksinya.
"Omset pendapatan bisa mencapai jutaan perbulan dengan produksi 40 ball perharinya. 1kg kerupuk puli seharga Rp.30.000 berisi sekitar 60 pcs", ujar Bu Lilik.
Bahkan pada saat bulan ramadhan omset kerupuk bisa mencapai dua kali lipat dari bulan-bulan biasannya karena permintaan pasar yang semakin meningkat. Produksi kerupuk puli nyet nyet di sini berjalan sendiri dikarenakan kerupuk puli di sekitar Desa Ketanireng menggunakan tepung biasa sedangkan bahan yang digunakan pada UMKM milik Bu Lilik menggunakan tepung beras dan masih menggunakan metode teknik press tradisional.Â
UMKM krupuk puli ini dimulai sejak tahun 2018 hingga sekarang, bahkan berkembang pesat di seluruh Desa Ketanireng Kecamatan Prigen. Masyarakat di sini kebanyakan buruh tani. Namun, hingga saat ini UMKM kerupuk puli nyet-nyet  tumbuh dan berkembang karena produksinya dilakukan dengan baik.
Objek pasar yang biasanya disubsidi oleh pabrik kerupuk puli nyet-nyet ini dipasok keseluruh daerah prigen dan bahkan seluruh daerah luar Kota Pasuruan. Hingga saat ini pelaku UMKM kerupuk puli nyet-nyet ini sehingga menguntungkan dan meningkatkan pendapatakan ekonomi warga.
sumber gambar: dokumen pribadi
Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas dari UMKM kerupuk puli ini, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, menggunakan alat berupa sealer press dalam proses pengemasan kerupuk puli. Dengan adanya alat ini, proses pengemasan kerupuk puli yang biasanya menghabiskan waktu 2 jam untuk mengemas 1 ball, menjadi hanya memerlukan 1 jam.