Mohon tunggu...
Adi Setiawan
Adi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Ilmiah

Menyalurkan Karya Tulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadi Pembicara Ahli Mabes TNI, Direktur Puskohis Sampaikan Strategi Menyongsong Generasi Emas Muslim Indonesia

19 Agustus 2024   19:22 Diperbarui: 19 Agustus 2024   19:39 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Penyampaian strategis menyongsong generasi emas muslim Indonesia; dokumen penulis)

Surakarta, 16 Agustus 2024, Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, Mabes TNI Bersama Pesantren Salman Al Farisi Karanganyar, menggelar sebuah dialog ilmiah dan muhasabah dalam rangka memperingati Kemerdekaan RI ke 79. Acara yang dihadiri tidak kurang dari 300 peserta ini dihadiri tokoh-tokoh terkemuka antara lain Ust. Abu Bakar Ba'asyir, KH. Abdul Rochim Baasyir. Lc., KH. Sanif Alisyahbana Lc., KH. Taufiq Abdullah Lc., PJ Bupati Karang Anyar, Perwakilan Kementrian Agama, Dansatgas BAIS TNI, Kolonel Sansan Iskandar ( mewakili Pimpinan Mabes TNI ) serta para tamu undangan dari berbagai tokoh dan kalangan. Malam Muhasabah ini mengakat tema " Memaknai Arti Kemerdekaan, Guna Menyongsong Generasi Emas Indonesia.


Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, S.H., M.H., M.A. ( Direktur Pusat Studi Konstitusi dan Hukum Islam Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta ) yang akrab dipanggil Gus Mustain Nasoha mendapat tugas sebagai pembicara utama Dialog ilmiah dan Muhasabah Kemerdekaan RI ini.

Sebelum pemateri utama, terlebih dahulu Ustad Abubakar Baasyir memberikan sambutannya, beliau mengungkapkan rasa syukur karena Indonesia telah terbebas dari penjajahan dan kedzoliman hingga merdeka atas pertolongan Allah SWT.

"Sebagai hamba Allah, kita harus bersyukur atas nikmat yang diberikan, termasuk bersyukur atas kemerdekaan yang telah diberikan oleh Allah yang insyaallah akan membawa keberkahan. Sebaliknya kalau kita mengisi kemerdekaan dengan keingkaran kpd Allah akan diganti adzab" Katanya.

Acara dilanjutkan pemaparan materi, Gus Mustain Nasoha menguraikan bagaimana sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia tidak lepas dari kontribusi besar pemuda, khususnya Ulama dan pemuda Islam. Ia menekankan bahwa semangat juang yang dimiliki oleh para pendahulu harus terus diwariskan dan diperkuat oleh generasi muda saat ini. Dia juga menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa kini jauh lebih kompleks, dengan adanya arus globalisasi, teknologi yang semakin maju, serta berbagai perubahan sosial yang cepat. Dalam acara ini Dosen Ilmu Hukum ini juga menjelaskan dalil secara detail dan berbagai referensi kitab ulama yang mu'tabaroh bahwa Nasionalisme, Hormat Bendera, Peringatan Kemerdekaan, Memuliakan leluhur dan pahlawan, menjadikan Pancasila sebagai Ideologi, NKRI, serta Ziarah kemakam pahlawan dalam rangka muhasabah merupakan amalan yang memiliki dalil argumentasi dalam islam.
Kata Gus Mustain Nasoha, "Berikut adalah lima peran strategis yang dapat diambil oleh generasi emas Muslim Indonesia dalam upaya mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih gemilang":

1. Penjaga Nilai-Nilai Islam dan Nasionalisme
Generasi Muslim Indonesia diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan nilai-nilai Islam yang harmonis dengan semangat nasionalisme. Integrasi antara religiusitas dan kecintaan terhadap tanah air perlu dijaga dengan cermat, guna memastikan terciptanya masyarakat yang kuat secara spiritual dan berkarakter kebangsaan. Kiai Haji Hasyim Asy'ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan nasionalisme. Beliau adalah ulama yang tegas dalam menjaga dan mengajarkan nilai-nilai Islam sambil memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Ada satu buku bagus yaitu Fiqih Kebangsaan dari Ponpes Lirboyo kediri untuk dipelajari para generasi emas muslim.

2. Pendidik yang Inovatif dan Berwawasan Global
Generasi Muslim harus mengambil peran sebagai agen transformasi dalam dunia pendidikan, dengan mengedepankan pendekatan pedagogis yang tidak hanya fokus pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pengembangan karakter dan akhlak mulia. Syekh Nawawi al-Bantani adalah ulama besar dari Banten yang diakui di tingkat internasional, terutama di Timur Tengah. Beliau adalah salah satu ulama Nusantara yang karya-karyanya diakui dan digunakan sebagai rujukan di banyak lembaga pendidikan Islam di dunia. Maraqi al-'Ubudiyyah adalah salah satu kitabnya yang membahas ilmu fiqh dengan pendekatan yang sistematis dan inovatif, mencerminkan wawasan global dan kontribusinya dalam dunia pendidikan Islam.

3. Penggerak Ekonomi Syariah yang Berkelanjutan
Dalam konteks pembangunan ekonomi, generasi Muslim harus mampu memanfaatkan prinsip-prinsip syariah sebagai kerangka dasar dalam menciptakan model ekonomi yang inklusif dan berkelas internasional. Imam Abu Yusuf, salah satu murid dari Imam Abu Hanifah, adalah salah satu pelopor dalam ekonomi Islam. Kitabnya Al-Kharaj membahas prinsip-prinsip keuangan dan ekonomi berdasarkan syariah, yang relevan dalam pengembangan ekonomi Islam modern. Sejak muda beliau sudah fokus untuk berjuang atas tegaknya ekonomi Islam.

4. Generasi islam Hendaknya menjadi Aktivis Perdamaian dan Toleransi
Islam mengajarkan perdamaian dan toleransi terhadap sesama manusia. Generasi emas Muslim harus menjadi aktivis yang mempromosikan perdamaian, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama, baik di Indonesia maupun di kancah internasional. Contoh Imam Ghozali, Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama besar yang juga dikenal sebagai pendukung utama harmoni sosial dan spiritual. Dalam karyanya Al-Munqidh min al-Dalal, ia membahas pentingnya toleransi, perdamaian, dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat, menunjukkan bagaimana umat Islam dapat hidup berdampingan secara damai dengan sesama.

5. Pemimpin yang Visioner dan Berintegritas
Kepemimpinan yang visioner dan berintegritas sangat dibutuhkan untuk membawa perubahan yang positif. Generasi emas Muslim harus mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga memiliki integritas dan visi yang jelas untuk masa depan umat dan bangsa. Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah salah satu ulama sekaligus pemimpin besar dari Nusantara yang dikenal dengan visi besarnya dalam menyatukan wilayah Jawa dan mempertahankan kedaulatan Islam di tanah Jawa. Karya Serat Sastra Gending adalah salah satu peninggalan yang mencerminkan pandangan dan ajaran-ajarannya yang berakar kuat pada nilai-nilai Islam dan budaya Jawa, serta menunjukkan kepemimpinannya yang berintegritas dan penuh strategi.
"Mari kita teruskan semangat kemerdekaan ini dengan menjadikan diri kita pribadi-pribadi yang bermanfaat bagi sesama dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa," tutupnya dengan penuh semangat.
Setelah tausiyah dan muhasabah dilanjutkan penyerahan bendera merah putih dari Mabes TNI kepada Pimpinan Ponpes Salman Al Farisi, Ustaz Abdurrahim Ba'asyir dan dilanjutkan Upacara bendera 17 Agustus dalam rangka memperingati kemerdekaan RI.
 
Kolonel Sansan Iskandar mewakili Panglima TNI mengucapkan rasa syukur kepada para pahlawan, pejuang dan para syuhada yang telah berjuang dan rela mengorbankan jiwa dan raga untuk mencapai kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun