Mohon tunggu...
Adi Setiawan
Adi Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di kampus Cikarang

Passionate with Data Science

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwah dalam Masyarakat di Era Modern

7 Juli 2024   00:09 Diperbarui: 7 Juli 2024   00:18 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Kajian tentang dakwah dalam beberapa referensi sangat bervariasi, perbedaan ini banyak ditemukan dari segi redaksi bukan etimologi. Sifat netrogenitas pengertian dimaksud telah melahirkan wujud pemahaman yang beraneka ragam pula. Karena keanekaragaman ini pula telah menimbulkan dampak dengan munculnya pemisahan tanggung jawab dalam hal terlaksananya kemaslahatan umat.Realita ini begitu kentara terjadi di kalangan para ilmuwan, akhirnya muncullah pertentangan dengan lahirnya pemikiran, bahwa tanggung jawab keagamaan itu hanya dibebankan kepada mereka yang dikelompokkan sebagai alim ulama, cendekiawan muslim, atau mereka yang sedang belajar dan lulus dari satu institusi sekolah agama. Lalu pertanyaan mendasar yang perlu diangkat "apa sebenarnya pengertian dakwah?". Sebagaimana dikemukakan Sayyid Qutb, Al-Qur'an merupakan sebuah kitab dakwah yang memiliki ruh pembangkit berfungsi sebagai penguat menjadi tempat berpijak berperan sebagai penjaga, penerang serta penjelas dan juga merupakan undang-undang serta konsep-konsep global dan menjadi rujukan 

        A. Hasjmy mendefinisikan dakwah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini, mengamalkan aqidah dan syari'at Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu sendiri.2 Sedang Mohd. Natsir memberikan pengertian dakwah dengan landasan yang paling dasar, bahwa Islam merupakan agama risalah dan dakwah, yang dimaksud dengan risalah berarti merintis. Maksud merintis dari pengertian risalah ini, yaitu memberikan kabar gembira kepada seluruh umat manusia mengenai jalan baru yang dibawakan Rasulullah, yaitu jalan yang mengarahkan manusia kepada kebenaran dan ini merupakan tugas utama yang dibebankan Allah kepada Rasulullah s.a.w. untuk umat manusia.

                    

Artinya: Dan tidaklah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad) melainkan menjadi Rasul untuk membawa berita gembira dan peringatan kep 

       Sedangkan da'wah berarti melanjutkan, dan tugas melanjutkan ini dibebankan kepada para da'i, muballiqh dan khususnya seluruh umat Islam. Karena intisari dari risalah yang dibawa Rasulullah s.a.w. berupa pedoman dan huda, yaitu bagaimana manusia menjaga nilai dan martabat kemanusiaannya itu supaya jangan sampai meluncur ke arah yang menyimpang. Dalam hal ini untuk dapat tercapai dan terealisasi semua pedoman dan huda yang tercantum dalam dua sumber (Al-Qur'an dan Hadits), di situlah peran utama da'i untuk melaksanakan dakwah.

Prof. Muhammad Al-Ghazali dalam kitabnya Ma'allah, beliau memberikan definisi dakwah dengan cara memasukkan sasaran dan tujuan di dalamnya. Maksudnya: "Dakwah merupakan program yang lengkap yang di dalamnya terhimpun kesemua pengetahuan yang diperlukan oleh manusia, yang dengannya manusia dapat melihat tujuan hidup serta membuka tabir/petunjuk jalan dan menjadikan mereka sebagai orang yang mendapat petunjuk.5 Beberapa definisi (pengertian dakwah) yang dikemukakan di atas, semuanya memiliki arah dan sasaran yang sama, yaitu mengembalikan pandangan hidup manusia dari jalan yang tidak lurus kepada jalan yang lurus, menyuruh manusia berbuat yang ma'ruf dan mencegah manusia dari yang munkar.  

       Pemahaman umum di masyarakat tentang dakwah seringkali dikaitkan dengan keberadaan seorang penceramah yang menghibur, sarana yang menarik, dan materi yang disampaikan penuh dengan humor atau lelucon. Akibatnya, acara dakwah mampu menciptakan kesan yang menarik bagi masyarakat, meskipun tidak diikuti oleh perubahan yang signifikan dalam kondisi masyarakat setelahnya. Fenomena ini menunjukkan perlunya perubahan dalam pola pikir, terutama mengingat bahwa masyarakat telah beralih dari pola hidup tradisional menuju pola hidup yang lebih modern atau kontemporer. Dakwah yang pada intinya terhubung pesan yang dikomunikasikan oleh si penyampai materi kepada yang menerima materi, untuk era sekarang harus diterapkan lebih mengarah kepada pola-pola modern dengan tetap memperhatikan atau memasukkan tiga bentuk metode dakwah yang dipraktikkan oleh Rasulullah, dan ketiga metode dakwah itu Allah abadikan dalam al-Qur'an di surah  An-Nahl ayat 125. Memperhatikan tiga bentuk metode tersebut, karena sarana atau media secanggih apapun digunakan oleh para penyampai materi dakwah, tanpa tiga metode di maksud sasaran dan orientasi bisa terwujudnya perubahan masyarakat tetap sulit. Alasan sederhana tujuan dakwah adalah bagaimana materi dakwah yang disampaikan itu bisa menyentuh nilai-nilai humanistik setiap individu.

Adi Setiawan, Anita Nofianti, Faiza Muhammad Julianto, Khoirunnisa - Mahasiswa Teknik Informatika | Universitas Pelita Bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun