[caption id="attachment_223362" align="alignnone" width="300" caption="foto sendiri"][/caption] Ini sekadar uneg2 kurang lebih satu bulan lalu, tepat seminggu sebelum hingar bingar kritik terhadap pelayanan bandara di teve-teve dan koran. Sekalipun bandara kita seperti pasar plus pelayanan yang kurang segalanya ditambah kualitas penerbangan yang juga kurang segalanya saya tetap kagum dengan dunia penerbangan Indonesia. Satu hal, yakni kesempatan yang lebih luas. Kini semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati jasa penerbangan. Kalau dahulu anak-anak lebih banyak bermimpi bisa terbang, kini berapa juta anak yang sudah pernah menikmati penerbangan di Indonesia. kalau dahulu hanya mimpi seorang ayah merantau ke jakarta bisa pulang Sulawesi atau Maluku kecuali lebaran, bahkan, terkadang pulang-pulang ia bagai orang asing di mata sang anak. Kini berapa banyak ayah yang bisa pulang setiap bulan ke kampung halamannya dan dipeluk hangat oleh sang anak. Tapi itu bukan alasan buat pengelola bandara untuk tidak meningkatkan kualitas layanannya, meskipun di sisi lain pada kenyataannya bandara itu sangat dibutuhkan masyarakat dan terkesan monopoli alamiah. Harus kita akui PT Angkasa Pura II sangat berusaha meningkatkan layanan dengan segala keterbatasan. terminal 3 contohnya, atau pembangunan shelter untuk musholla dll dan antri bus, perbaikan kamar mandi, kemudian perbaikan terminal 1c semuanya menunjukkan niat yang serius dari angkasa pura. Tapi niat serius ini menjadi hambar bila tidak dibarengi sinergi dengan semua pihak terkait. Beberapa tahun terakhir ini, pihak pengelola menegaskan akan membersihkan area kedatangan dan keberangkatan dari parkir mobil. sayang niat baik ini tampak kurang dibarengi dengan konsistensi. Malam hari itu saya tepat berada di terminal 1A kedatangan, bandara sedang ramai-ramainya, sudah beberapa kali saya melihat mobil patroli melintas membunyikan sirine dan speaker keras-keras untuk memperingatkan pengguna mobil yang berhenti di depan terminal. Di saat bersamaaan, tepat di samping barisan taksi, terparkir 2 buah mobil diatas tulisan NO PARKING, dengan supir yang tampak berdiri tenang di sampingnya. sayang beberapa kali patroli pamdal melintas tidak menegur sama sekali. Di kepala saya bertanya2 mungkin ini pejabat tinggi negara, tapi tidak lama dari itu saya melihat seorang pejabat tinggi datang justru tidak masuk ke mobil tersebut, merekdijemput secara normal meski dengan pelat RFS, mungkin karena malu atw sadar, tapi ya alhamdulillah. [gallery] rasa penasaran saya berlanjut ketika datang satu mobil patwal parkir dsamping mobil tsb, menjemput sang tamu, mungkin beliau tamu negara? saya tunggu dan tunggu, berhubung paman saya yg sedianya saya jemput belum juga keluar dari terminal. ternyata  tidak lama sang pemilik mobil keluar dari dalam terminal. masuk mobil beserta rombongannya langsung berangkat dikawal lengkap oleh yang berwajib. siapakah ia, saya tidak sebut identitasnya, yang pasti dia terkenal di teve, banyak pengikutnya tapi sama sekali bukan pejabat negara, bukan pula tamu negara, dan pasti bukan tokoh yang dianggap teroris ataupun berbahaya sampai harus dikawal. saya tidak semata menyalahkan si empunya mobil parkir di tempat itu, meskipun memang salah (mungkin dia sendiri tidak tahu, tapi disediakan, mungkin dia tidak ingin, tapi ya sudah ada disitu mo gimana lagi). ini semata hanya contoh. Yang saya ingin renungkan bersama-sama pembaca sekalian, mo sampai kapan kita  tidak konsisten? peraturan ditegakkan di depan mata tapi didepan mata pula ia  diabaikan. apakah benar peraturan dibuat hanya untuk dilanggar? saya yakin tidak hanya orang yg punya mobil itu, pengelola bandara, patroli pamdal, ataupun patwal polisi itu saja yang tidak konsisten di negeri ini, saya sangat yakin saya sering bahkan tidak terhitung, dan saya yakin anda juga, kita semua juga.. bukan hanya tentang parkir tapi segala hal yang tampak remeh tapi kenyataannya akan berdampak besar.. solusinya? ga usah susah2 yuk otokritik dulu aja..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H