aku berdiam diri di kediaman dini hari
menyeduh kopi bersama sunyi
menyeruput pahit hingga tidak tersisa lagi
kemarilah, temani aku sekali lagi
setelah peristiwa kemarin, rasanya aku yang mati
napas berat itu mendengus di telingaku
memanggil nama Tuhan terbata-bata, ia jadi bisu
matanya sayup, mataku sendu
ia berjuang, Tuhan memanggilnya bertemu
Tuhan! Lihatlah juang yang hendak kau tarik ke liang
meninggalkan aku di bumi yang fana ini
meninggalkan aku sendiri
meninggalkan aku berjuang tanpa kawan di sisi
rasanya aku yang mati
menyeruput kopi dini hari sendiri
tanpa puisi darimu, tanpa basa-basi pagi hari
kawan, tunggulah di sisi Tuhan
ku akan datang bersama kisah yang menjulang!
Kendari, 20 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H