Mohon tunggu...
Raja Haji
Raja Haji Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebuah Perjuangan Kecil Untuk Melahirkan Kepemimpinan Nasional Yang Cerdas, Intelektual, Filosof, Cendikiawan. Karena Kebangkitan Sebuah Negara Berawal Dari Lahirnya Kepemimpinan Yang Berkualitas. Memerangi ciber army, Jasmev, Pencitraan, Pembohongan, Mitos, Kemunafikan & Kepalsuan. Krn Sgt Membahayakan Masa Depan Masyarakat. Anti Kepemimpinan Pensiunan Tentara, Ibu Rumah Tangga tua bangka, Artis dan Tokoh Balon Yang Besar Karena Pencitraan Media serta yang lemah SDM lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presidennya Orang ‘Bodoh’, Wakilnya Orang Cerdas

12 Maret 2014   15:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:01 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pencitraan media menjelang pemilu ini sangat luar biasa, ditambah lagi dengan dukungan pasukan abal-abal, jasmev ciber army, akun-akun palsu terorganisir yang cuba mendikte bahkan memaksa publik untuk mengimani mereka melalui desakan media massa yang telah mereka kuasai setiap hari. Maka terbacalah idea-idea gila yang tidak masuk akal, lucu, “bodoh” ngawur dan bahkan mengada-ngada dalam media sosial.

Cuba bayangkan; seorang Profesor Dr. yang pernah memimpin lembaga tertinggi kehakiman ketua MK dengan sejuta keberhasilan lainnya, Mahfud MD hanya dikatakan layak untuk menjadi wakilnya Jokuwi seorang lulusan S1 kehutanan pedagang kayu usaha kecil menengah, yang dicitrakan sukses mengelola sebuah kota mungil Solo lalu kebingungan disaat memimmpin kota yang lebih besar Jakarta dengan sejuta kegagalan macet, banjir, bus transj, garonng, garong, penggaraman awan, esemka dan sebagainya

Seorang penguasa pribumi sukses, Milyuner cerdas Jusuf Kalla dengan sejuta anugrah keberhasilan, mahu dijadikan calonnya seorang ibu rumah tangga yang tidak punya ijazah S1, hanya mengandalkan nama bapaknya yang sudah tiada, pernah memimpin Indonesia dengan berbagai-bagai kegagalan dengan jurus diamnya yang terkenal.

Seorang guru besar Prof. Dr bidang hukum tata negara Yusril IM yang dicatat sebagai orang cerdas oleh PBB dengan berbagai-bagai kejayaan dan kesuksesan, hanya dikatakan layak menjadi calon wakilnya seorang bekas tentara tua bangka D3 yang memiliki banyak kasus pelanggaran HAM bahkan dipecat dari alma maternya. Seorang yang katanya merakyat, tetapi hidup terisolir dari masyarakat dengan membina istana mewah pribadi yang jauh dari pergaulan masyarakat.

Lebih aneh lagi beberapa orang cerdas Indonesia seperti Prof. Dr. Din Syamsuddin pemimpin organisasi yang memiliki amal usaha terbesar di dunia Muhammadiyah dan lainnya hanya dikatakan layak sebagai wakilnya orang cina yang beragama kristen di negara Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Jasmev membangun opini agar guru besar Prof. Dr. ahli ukum tata negara, mantan ketua MK, pengusaha sukses pribumi dan pimpinan tertinggi organisasi terbesar hanya layak digandengkan menjadi wakilnya S1 kehutanan, tamatan SMA dan D3 tua bangka.

Memang Indonesia ini sebuah negara aneh, di mana orang-orang “bodoh” tanpa prestasi dipelihara, disanjung, dipuja, dianggap mulia hanya karena berhasil melakukkan pencitraan, sementara orang-orang cerdas di pandang sebelah mata. Dan disaat orang cerdas ini diminta oleh negar asing, diberi gaji dan fasilitas yang serba mewah untuk bekerja membangun negara mereka lalu kita pun marah… tidak punya nasionalisme dan sebagainya, padahal di negeri sendiri mereka dibuang tanpa harga. Lihatlah pengalaman Habibi dulu..

sumber; http://tajdid.blogdetik.com/2014/03/12/orang-cerdas-wakilnya-orang-bodoh/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun