Indonesia pernah mendapat seorang Presiden pertama yang baik pada masanya. Lalu dia disanjung berlebihan yang membuat dia menjelma bagaikan fir`aun untuk mempertahankan kekuasaannya. Sehingga harus ada ketetapan MPR tentang Presiden seumur hidup. Soekarno menyingkirkan, memusuhi, memerangi lawan-lawan politiknya dan orang-orang yang berkemungkinan menjadi saingannya menjadi orang nomor satu Indonesia dengan berbagai-bagai cara.
Kezaliman orde lama Soekarno dijatuhkan oleh Soeharto yang menjadi bagaikan dewa sepuluh tahun pertama kepemimpinannya di mata masyarakat. Setelah sepuluh tahun, ibarat dewa iamenjelma bagaikan raja dalam falsafah Jawa yang diibaratkan seekor elang yang tinggi dan jauh jaraknya dari masyarakat. Rakyat bagaikan hamba yang boleh dipatuk dan dimakan oleh sang elang. “Dewa” yang katanya terlahir dari muntah lembu itu pula tidak pernah bersalah, menjadi sumber hukum dan menjelma bagaikan superman yang tahu dan mampu segala-galanya. Maka dibuatlah status tahanan politik dan narapidana politik bagi para musuh-musuh politiknya.
Diperlukan reformasi yang memakan banyak korban nyawa dan harta untuk menjatuhkan rejim diktator dan zalim orde lama dan orde baru itu. Akan tetapi reformasi yang tidak diikuti oleh kecerdasan masyarakat itu hanya berhasil menurunkan seorang Prof. Dr. Eng BJ Habibi yang diakui dunia kehebatannya dengan menaikkan seorang pendekar mabuk..
Pemilu berikutnya hanya menunjukkan betapa bodoh dan lemahnya pendidikan politik yang telah di bongsai selama orde lama dan orde baru. Sehingga rakyat lebih memilih seorang ibu rumah tangga tidak tamat S1 yang pendiam daripada seorang Prof. Dr. bidang hukum tata negara yang memiliki sejuta prestasi dan penghargaan. Kebodohan Masyarakat semakin nyata disaat lebih rela dipimpin oleh seorang tentara daripada dipimpin oleh seorang Prof. Dr. alumni universitas terbaik di Amerika.
Setelah reformasi 1998 kita hanya mendapatkan seorang pemimpin cerdas Habibi yang paling ditakuti Amerika akan melepaskan Indonesia dari genggaman mereka. Namun berbagai-bagai konspirasi berhasil menjatuhkannya yang membuat Indonesia kembali dipimpin oleh mereka yang sebenarnya tidak layak memimpin sebuah Kabupaten pun.
Saat ini beredar rumor seorang S1 kehutanan pedagang kayu usaha kecil menengah yang hanya bermodalkan pencitraan mobil esemka (yang menurut Habibi itu adalah mobil mainan) dia akan digandengkan dengan orang-orang cerdas tanah air. Prof. Dr mantan ketua MK, ahli hukum tata negara, pengusaha pribumi yang berjaya, pemimpin organisasi terbesar di Indonesia..
Kapan Indonesia akan maju jika selamanya kita didikte oleh media dengan suruhan para pemodal untuk selalu memiliki pemimpin yang lemah SDM nya yang hanya bermodalkan jurus mabuk tanpa konsep, visi dan misi dalam memimpin bangsa..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H