Mohon tunggu...
Raja Haji
Raja Haji Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebuah Perjuangan Kecil Untuk Melahirkan Kepemimpinan Nasional Yang Cerdas, Intelektual, Filosof, Cendikiawan. Karena Kebangkitan Sebuah Negara Berawal Dari Lahirnya Kepemimpinan Yang Berkualitas. Memerangi ciber army, Jasmev, Pencitraan, Pembohongan, Mitos, Kemunafikan & Kepalsuan. Krn Sgt Membahayakan Masa Depan Masyarakat. Anti Kepemimpinan Pensiunan Tentara, Ibu Rumah Tangga tua bangka, Artis dan Tokoh Balon Yang Besar Karena Pencitraan Media serta yang lemah SDM lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masalah Utama Indonesia Adalah Kepemimpinan

17 Maret 2014   03:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia pernah mendapat seorang Presiden pertama yang baik pada masanya. Lalu dia disanjung berlebihan yang membuat dia menjelma bagaikan fir`aun untuk mempertahankan kekuasaannya. Sehingga harus ada ketetapan MPR tentang Presiden seumur hidup. Soekarno menyingkirkan, memusuhi, memerangi lawan-lawan politiknya dan orang-orang yang berkemungkinan menjadi saingannya menjadi orang nomor satu Indonesia dengan berbagai-bagai cara.

Kezaliman orde lama Soekarno dijatuhkan oleh Soeharto yang menjadi bagaikan dewa sepuluh tahun pertama kepemimpinannya di mata masyarakat. Setelah sepuluh tahun, ibarat dewa iamenjelma bagaikan raja dalam falsafah Jawa yang diibaratkan seekor elang yang tinggi dan jauh jaraknya dari masyarakat. Rakyat bagaikan hamba yang boleh dipatuk dan dimakan oleh sang elang. “Dewa” yang katanya terlahir dari muntah lembu itu pula tidak pernah bersalah, menjadi sumber hukum dan menjelma bagaikan superman yang tahu dan mampu segala-galanya. Maka dibuatlah status tahanan politik dan narapidana politik bagi para musuh-musuh politiknya.

Diperlukan reformasi yang memakan banyak korban nyawa dan harta untuk menjatuhkan rejim diktator dan zalim orde lama dan orde baru itu. Akan tetapi reformasi yang tidak diikuti oleh kecerdasan masyarakat itu hanya berhasil menurunkan seorang Prof. Dr. Eng BJ Habibi yang diakui dunia kehebatannya dengan menaikkan seorang pendekar mabuk..

Pemilu berikutnya hanya menunjukkan betapa bodoh dan lemahnya pendidikan politik yang telah di bongsai selama orde lama dan orde baru. Sehingga rakyat lebih memilih seorang ibu rumah tangga tidak tamat S1 yang pendiam daripada seorang Prof. Dr. bidang hukum tata negara yang memiliki sejuta prestasi dan penghargaan. Kebodohan Masyarakat semakin nyata disaat lebih rela dipimpin oleh seorang tentara daripada dipimpin oleh seorang Prof. Dr. alumni universitas terbaik di Amerika.

Setelah reformasi 1998 kita hanya mendapatkan seorang pemimpin cerdas Habibi yang paling ditakuti Amerika akan melepaskan Indonesia dari genggaman mereka. Namun berbagai-bagai konspirasi berhasil menjatuhkannya yang membuat Indonesia kembali dipimpin oleh mereka yang sebenarnya tidak layak memimpin sebuah Kabupaten pun.

Saat ini beredar rumor seorang S1 kehutanan pedagang kayu usaha kecil menengah yang hanya bermodalkan pencitraan mobil esemka (yang menurut Habibi itu adalah mobil mainan) dia akan digandengkan dengan orang-orang cerdas tanah air. Prof. Dr mantan ketua MK, ahli hukum tata negara, pengusaha pribumi yang berjaya, pemimpin organisasi terbesar di Indonesia..

Kapan Indonesia akan maju jika selamanya kita didikte oleh media dengan suruhan para pemodal untuk selalu memiliki pemimpin yang lemah SDM nya yang hanya bermodalkan jurus mabuk tanpa konsep, visi dan misi dalam memimpin bangsa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun