Di Era Raja Herod Agung Buah Kurma adalah santapan bagi para penduduk Betlehem pada abad 1 Masehi, terdapat Fossil biji kurma yang ditemukan di  Masada dan gua di Qumran yang dikenal sebagai tempat ditemukannya Gulungan Laut Mati, yang juga pada masa lampau sering digunakan sebagai tempat istirahat oleh musafir pengungsi di masa kuno.
Bibit Fossil kurma kemudian kembali ditumbuhkan oleh para ilmuwan di daerah kawasan Yudea kuno.
Secara nyata pohon kurma Yudea saat ini tidak ditemukan di Yudea, jarang ditanam penduduk di daerah tersebut karena kurangnya irigasi, sehingga tanaman kurma Yudea di migdal eder menjadi sangat langka bahkan punah.
Dalam catatan sejarah pada masa Alkitab menyebutkan bahwa ciri kurma Yudea sangat besar dan jenis kurma Yudea diyakini telah punah selama hampir 2.000 tahun.
Sarah Sallon, seorang peneliti pengobatan alami di Rumah Sakit Hadassah memiliki ide untuk mencari cara untuk menumbuhkan benih buah purba ini, setelah ia mendapat inspirasi saat membaca tentang benih bunga teratai yang ditanam setelah tidak aktif selama 1.000 tahun dibantu oleh seorang ilmuwan di UCLA pada tahun 1996.
Sarah menggunakan benih kurma yang didapatkan dari situs arkeologi Masada di Gurun Yudea bekerja sama dengan Dr Elaine Soloway, seorang ahli agronomi, untuk menumbuhkan benih yang dikumpulkan.
Benih fossil kurma tersebut berhasil ditumbuhkan, ini untuk mengenang kembali peristiwa Yudea dimasa lampau 2000 tahun lalu, bahwa Yudea Betlehem memiliki Spesies Kurma yang unik dan berbeda dari jenis kurma lainnya.
Bagi kaum Nasrani atau Kristen Wilayah migdal eder- Yudea-Betlehem merupakan tempat Bunda Maria melahirkan Yesus Kristus atau Nabi Isa as menurut ajaran Agama Islam, yang ternyata dahulu identik dengan pohon kurma spesies langka dari Yudea ini yang telah hilang, yang saat ini banyak tergantikan dengan peternakan pada era selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H