Keterkaitan Colorism dan Colonialism pada akulturasi Modern
Â
Colorism adalah bentuk diskriminasi berdasarkan warna kulit, di mana orang dengan kulit yang lebih gelap sering dianggap lebih rendah daripada orang dengan kulit yang lebih terang. Colonialism adalah bentuk dominasi oleh satu negara atau kelompok etnis atas negara atau kelompok etnis lainnya.
Keterkaitan colorism dan colonialism dapat dilihat dari sejarah kolonialisme Barat di negara-negara non-Barat. Pada masa penjajahan, orang kulit putih sering dianggap lebih unggul daripada orang kulit berwarna. Hal ini menyebabkan orang kulit berwarna mengadopsi standar kecantikan Barat, yang sering kali mendefinisikan kecantikan berdasarkan warna kulit yang lebih terang.
Pengaruh colonialism terhadap colorism masih dapat dirasakan hingga saat ini. Di banyak negara non-Barat, orang dengan kulit yang lebih gelap masih sering mengalami diskriminasi, termasuk dalam hal pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial. Selain itu, praktik pemutihan kulit masih banyak dilakukan di negara-negara tersebut.
Colorism adalah bentuk diskriminasi berdasarkan warna kulit, di mana orang dengan kulit yang lebih gelap sering dianggap lebih rendah daripada orang dengan kulit yang lebih terang. Colorism dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar yang menyinggung hingga tindakan diskriminasi yang nyata.
Colonialism adalah bentuk dominasi oleh satu negara atau kelompok etnis atas negara atau kelompok etnis lainnya. Kolonialisme sering kali disertai dengan eksploitasi dan penindasan terhadap penduduk asli.
Keterkaitan colorism dan colonialism dapat dilihat dari sejarah kolonialisme Barat di negara-negara non-Barat. Pada masa penjajahan, orang kulit putih sering dianggap lebih unggul daripada orang kulit berwarna. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, Pada masa penjajahan, orang Barat sering kali memandang ras sebagai sesuatu yang hierarkis, di mana ras kulit putih berada di atas ras kulit berwarna. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa orang kulit putih lebih maju dan beradab daripada orang kulit berwarna.
Media massa Barat sering kali menampilkan citra orang kulit putih yang positif, sedangkan citra orang kulit berwarna sering kali negatif. Hal ini menyebabkan orang kulit berwarna mengadopsi standar kecantikan Barat, yang sering kali mendefinisikan kecantikan berdasarkan warna kulit yang lebih terang.
Doktrin Pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kolonial sering kali mempromosikan budaya Barat, termasuk standar kecantikan Barat. Hal ini menyebabkan orang kulit berwarna mengadopsi nilai-nilai Barat, termasuk nilai-nilai yang mendukung colorism.