Kita kerap bertanya-tanya kebenaran tentang keberadaan burung Garuda, yang kini menjadi Lambang Negara Indonesia, Burung Garuda sebagai Thunder Bird atau sang Burung Halilintar karena dianggap memiliki serangan yang sangat cepat dari atas udara terhadap mangsanya.
Thunder Bird adalah istilah "cryptozoology" tentang burung berukuran sangat besar (terratorn) sebutan yang populer di Amerika, ini merupakan perkembangan pengetahuan dari mitologi Algonquian tentang kisah thunderbird yang mengendalikan dunia bagian atas (udara),
Pada cerita Rakyat di tanah Papua khususnya di Merauke Papua Barat, sebutan "Kodau" dalam dialek bahasa Merauke berarti "Burung Garuda" yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris "Guard" yang bermakna Pengawal yang menjaga,Â
Hingga kini cerita itu bertahan dalam riwayat masyarakat adat perihal masa lampau tanah Papua tepatnya di Kampung Lobo, teluk Triton, Kaimana Papua, Kodau sang Burung Garuda Raksasa pernah hidup dan bukan sekedar menjadi mitologi,Â
Menurut penuturan riwayat secara langsung dari kepala suku Mallin Hendrikus Dinaulik kepada penulis bahwa Kodau dipercaya sebagai Dewa Pelindung Pulau-pulau bagian atas perairan yang setia menjaga teritorialnya dan dapat dikendalikan untuk berperang bersama, seperti kisah Amerta dan Garuda Wisnu Kencana pada cerita Wayang yang menjadi tema dalam tradisi ukiran patung Garuda versi Bali.
Kodau memiliki insting/kepekaan menyerang kepada pendatang yang berniat buruk, Kodau akan bertarung pantang menyerah, hingga suatu ketika  kedatangan kapal ekspedisi bersenjata dari negeri barat yang datang ke tanah Papua, Kodau menyerang dan bertempur bersama masyarakat adat di tepian laut dan naasnya Kodau tumbang dan tewas terhantam meriam musuh, sebagai bentuk penghormatan adat jasad Kodau sang Garuda pun di tempatkan di atas Gunung Emansiri, Kaimana Papua, yang kini kita masih dapat menjumpai sisa Fossil peninggalan tulang belulangnya.
Kisah Kodau juga lekat dengan Napak tilas perjalanan riwayat Induk manusia Marlin/Mallin  yang kini menjadi nama bagi suku tertua di tanah Papua yang merupakan Ras Lemuria dan mendiami wilayah Merauke, terdapat Riwayat yang tersirat seperti dalam serat dan babat (dalam istilah Jawa) tentang kisah Bapak Moyang manusia bernama "Yawi" dan "Wilku" yang dipercayai sebagai moyang manusia ditanah Jawa dan Maluku serta sebarannya ke seluruh penjuru dunia, Wilku yang beranak  Pinak dari Bandaneira melalui jalur ekspedisi dan perniagaan dari kepulauan disekitar Maluku hingga ke Benua Afrika dengan ciri kulit gelap dan agak kecoklatan (AG).
#eskalatorogi