Suatu filsafat untuk dapat menjadi pandangan hidup membutuhkan praktek, sehingga filsafat tidak berhenti pada suatu teori tanpa praktek.
Pancasila sebagai ideologi dan Pandangan hidup tidak akan bisa menjadi pandangan hidup tanpa ada proses ideologisasi dan harus memiliki operasionalisasi.
"Filsafat apabila ingin menjadi ideologi maka pengetahuan deskriptif harus menjadi pengetahuan normatif", teori harus menjadi praktik seperti yang dijelaskan oleh prof. Yudi Latief saat membahas tentang Wawasan ideologi Pancasila, tantangan dan kritik. "Jika belajar Pancasila hanya sebagai filsafat dan ilmu, maka Pancasila tidak akan pernah menjadi Pandangan Hidup, sikap hidup dan laku hidup".
Sehingga kita mendapati bahwa akan menjadi sebuah pandangan hidup yang terserap dan terakomodasi dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga dapat menjadi refleksi dalam memfilter segala bentuk infiltrasi berdasarkan nalar Pancasila berdasarkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Pembentukan karakter akan menjadi Rekonstruksi sumber daya manusia dalam menginisiasi diri dalam menjalankan dan bersikap secara fundamental sebagai praktisi Pancasila.
Hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan sel-sel Pancasila dalam ruhani para praktisi menjadi pancaran kekuatan dari multiperspektif bahwa ideologi Pancasila menghasilkan penataan hidup yang baik dalam entitas bernegara dan berbangsa, yang menjadi suatu identitas yang nampak atas realitas kehidupan sebagai kekuatan yang tak surut oleh ruang dan waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H