Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ketahui tentang Civitas, Munera dan Vira

19 Januari 2023   05:47 Diperbarui: 21 Januari 2023   09:01 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : wawasanpendidikan.com

Dalam sejarah bahasa Roma dengan di identifikasi sebuah kata yang tidak asing perihal kata "Civitas" yang erat dengan "munera" bagi "Vira",

maksudnya apa sih ?

Secara ringkas bahwa Makna "civitas" adalah "Kewarganegaraan yang mencakup seluruh Jajaran dan struktural dari seluruh jawatan tertinggi hingga yang terendah" dan tiap-tiap pelaksana disebut dengan "civis". kemudian terkait dengan kata "Munera" yang secara singkat bermakna "tanggung jawab", dan selanjutnya Arti dari kata "Vira" adalah "Manusia/orang-orang".

Rangkaian kata-kata itu telah menghasilkan metamorfosis dalam suatu perikatan dalam suatu perjanjian (Consilium), jika kita membaca kitab hukum di uni Eropa bahwa ada suatu semboyan populer "concilium coetusque hominum jure sociati" artinya adanya "perikatan perjanjian yang sama dalam perikatan sosial dalam hukum" yang menjadi tanggung jawab (Munera) bagi setiap manusia (Vira) dalam suatu kewarganegaraan (Civitas), dalam slogan hukum populis dalam bahasa Inggris kita mengenal hal yang serupa dalam kalimat "equality for the law" sebagai "entitas publik" atau "respublic/re-public/republik".

Dan ketika kita diarahkan untuk memperhatikan setiap tindak tanduk perilaku atas hukum yang diberlakukan sama dalam berwarga negara (Civitas Negara), hal tersebut akan merefleksikan cara pandang personal melihat keadaan atas tanggung jawab bagi seluruh jajaran negara, sehingga pranata terpantau tanpa terperintah secara alamiah tentang perilaku warga civitas (civis) mengenai perilaku pada setiap tingkatan atau jenis kedudukan sebagai warga negara.

Jika kita meminjam pola Pragmatisme yang mengusung kebenaran pada suatu manfaat dan fungsi, maka akan menghasilkan suatu penilaian dalam setiap civitas negara, yang kemudian dapat menjadi cikal bakal pertanggung jawaban (Munera) para manusia (Vira) sebagai bagian dari negara (Civitas).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun