Gerakan budaya merupakan sebuah inisiatif dalam merekonstruksi sosial. Ciri dalam Dialektika Gerakan Budaya biasanya berupa simbol-simbol yang diwujudkan dalam sebuah aksi dan kekaryaan untuk menyampaikan pesan moral yang berisi nilai-nilai.
Banyak motif dan tujuan dari terjadinya Gerakan Budaya, sehingga Gerakan Budaya memiliki keunikan tersendiri dalam penghantaran maksud dan tujuan yang terselimuti dalam aksi gerakan tersebut, membutuh suatu keutuhan pengamatan dalam persaksian serta kecerdasan ESQ dalam proses penalaran mengenai nilai-nilai yang dihantarkan dalam simbolis aksi.
Semisal Gerakan Budaya dalam Seni pertunjukan Wayang Orang, pesan moral merupakan nilai-nilai yang dihantarkan dan muncul dari para tokoh yang berperan dalam lakon drama pertunjukan.
Pertunjukan dalam Gerakan Budaya dapat menjadi sarana hiburan, edukasi, kritik, guyon, etika dan estetika dalam beragam seni.
Gerakan Budaya bukan hanya terjadi dan dilakukan di Indonesia saja, melainkan di Negara lainnya seperti halnya di India Oleh Mahatma Ghandi dalam Gerakan Budaya dan Sosial, kemudian di beberapa Negara seperti Arab dan Cina pada abad ke 2 Masehi yang Populer dengan Gerakan Budaya dikemas dalam Kaligrafi atau Seni menulis indah dengan corak dan jenis yang beragam.
Kegiatan Gerakan Budaya untuk Pemuda di Indonesia merupakan sesuatu yang sulit untuk di kembangkan, mengingat percampuran budaya (akulturasi) sangat melekat pada muda mudi di era millenial saat ini dalam infiltrasi budaya dalam kemasan trend.
Tentunya tidak semua para pemuda dan Pemudi Indonesia tidak peduli terhadap Budaya Bangsanya sendiri, buktinya DPP KNPI yang di Pimpin Oleh seorang Perempuan Tangguh Putri Khaerunissa, sangat lentur dan apik mengadaptasikan diri dalam kolaborasi seni Pagelaran Wayang Orang bersama Panglima TNI dan Kapolri yang berjudul "Pandawa Boyong" untuk memperingati hari Dharma samudera yang digelar di Taman Ismail Marzuki (14-15/1/2023)