Sebuah proses yang mengingatkan kembali bangsa Indonesia dengan Slogan populis Pancasila tentang "Bhineka Tunggal Ika" yang bermakna berbeda tetapi tetap satu.Â
Dalam praktiknya inklusifitas akan selalu membutuhkan kreatifitas untuk terus berkembang dengan tujuan yang harmonis dan kecenderungan terhadap kebaikan dalam kemanusiaan sehingga tercipta dalam wujud perdamaian hidup.
Berbekal Ilmu Pengetahuan tentang Penetapan tekad berupa Keinginan kuat untuk tetap Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur, seperti yang termaktub dalam sila ke tiga yakni Persatuan Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil makmur dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada tingkat yang lebih tinggi bahwa inklusifitas dalam Teologi Inklusif akan menghantarkan pada suatu konsep besar persatuan umat manusia dibumi dalam damai, Sehingga dapat menuntun praktek kebajikan umat Manusia menjadi Rahmat bagi semesta alam sesuai dengan kebijaksanaan Nilai-nilai Universal yang berisi kemuliaan-kemuliaan di dalamnya.
Dengan demikian seorang Manusia akan memiliki pandangan yang luas pada setiap kreatifitas-kreatifitas yang dilakukan menjadi pranata dan penataan pandangan hidup sebagai manusia dengan nilai-nilai kemanusiaan yang terwujud dalam penanaman konseptual dan spiritual menjadi Nilai Dasar Perjuangan.
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih, Yakin Usaha Sampai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H