Pemberangusan sejarah perlawanan dan pemecahan anak bangsa sudah berkali-kali terjadi sejak masa lampau, namun pada perkembangannya kini doktrin pecah belah semakin tidak menarik dan mulai surut serta  tidak lagi digubris oleh Masyarakat Indonesia yang cerdas dan berpendidikan, baik dalam kontestasi politik Nasional dalam hal politisasi agama yang disadari akan menjadi unsur pecah belah bangsa.Â
Kerusakan Moral dalam bentuk apapun yang terjadi dalam kehidupan bangsa ini tidak akan menjadikan perlawanan surut, sehingga penjajah tidak akan mudah masuk dan menguasai Indonesia, persatuan menjadi bola salju yang akan terus mengkristal dalam proses perlawanan dalam satu rasa satu penderitaan.
Sebagai Bangsa Kreatif yang survive dapat menciptakan senjata tradisional yang mematikan, senjata beracun merupakan budaya khas nenek moyang bangsa Indonesia dalam strategi pertempuran. Hanya kematianlah yang membuat bangsa ini berhenti berjuang mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya.Â
Apalagi jika Negara mempersiapkan generasi perang dalam bela negara, dari pelajar sampai masyarakat umum, banyaknya jumlah pengangguran akibat skema pertarungan ekonomi global di Indonesia, perekruitan justru akan semakin membuat daya tarik tersendiri para pengangguran produktif untuk melepaskan unek-uneknya dengan beringas sebagai pelampiasan amarah yang tersimpan mendalam, karena prinsip lebih baik mati syahid daripada hidup merana karena dijajah sudah hidup dan tumbuh dalam pikiran dan perasaan bangsa ini.
Dengan sebuah kalimat sederhana menggambarkan Patriotisme Bangsa Indonesia "Negara memberikan senjata kepada Rakyat, Rakyat Indonesia pun siap berperang bersama membela Negara."
Demikianlah kisah dan latar belakang tentang bangsa santun yang punya hobby perang dengan alasan yang cukup masuk akal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI