Mohon tunggu...
Adi Prayuda
Adi Prayuda Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dosen, penulis, dan murid meditasi

Seorang Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Al-Azhar, yang juga merupakan pemandu meditasi. Penulis berbagai buku self development dengan pendekatan meditasi (Jeda).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Orang Belum Tahu tentang Pareto Kegembiraan

22 November 2022   21:00 Diperbarui: 22 November 2022   21:05 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang belum mengenal Hukum Pareto? Hukum Pareto adalah sebuah pemikiran dari seorang konsultan manajemen operasi bernama Joseph M. Juran, yang menamakannya berdasarkan nama ekonom Italia, Vilfredo Pareto, yang pada 1906 mengamati bahwa 80% tanah di Italia dimiliki oleh 20% dari jumlah populasi. 

Ketika itu Pareto tengah mengadakan sebuah penelitian berjudul "Cours d'conomie politique" di University of Lausanne. Dalam penelitian tersebut, Pareto mengungkap fakta bahwa 80% luas tanah di Italia sebenarnya dimiliki hanya 20% dari warganya. 

Tidak hanya dalam hal tata kelola perkotaan, bahkan dari hasil bumi wilayah setempat, ternyata 80% hasil produk kacang lokal berasal hanya dari 20% dari total ladang tanaman kacang di sana.

Hukum Pareto atau The Pareto Principle atau sering disebut prinsip 80/20, menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, 80% dari efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Dalam implementasinya, prinsip 80/20 ini dapat diterapkan untuk banyak hal, semisal:

  • 20% dari jumlah pelanggan menciptakan 80% pendapatan usaha.
  • 20% dari aplikasi menguras 80% daya smartphone.
  • 20% dari pakaian digunakan untuk 80% aktivitas.
  • 80% dari kesuksesan yang telah atau akan kita peroleh merupakan hasil dari 20% usaha selama ini.
  • 20% dari orang-orang yang kita kenal merupakan orang-orang dekat dan mereka berada di dalam 80% total seluruh waktu kita.
  • 20% kegiatan pembelajaran memengaruhi 80% tingkat perkembangan belajar peserta didik.
  • 80% dari total kekayaan yang ada di dunia sebenarnya dikuasai oleh 20% populasi manusia. Sisanya, 80% manusia hanya mendapatkan bagian tak lebih dari 20% total kekayaan yang ada.
  • 20% menu makanan yang sering terjual menyumbangkan 80% dari total pendapatan di restoran itu.
  • 80% keberhasilan suatu acara, paling hanya diakibatkan oleh kerja keras 20% panitia.
  • 80% dari penjualan buku perusahaan berasal dari 20% dari bukunya.
  • 20% aktivitas yang kita lakukan menciptakan 80% kegembiraan.
  • Dan masih banyak lagi.

Prinsip ini memang bukan suatu hukum yang baku, tapi sebagai sebuah kemungkinan teori yang bisa diterapkan untuk efektivitas dan efisiensi. Anehnya, di mana-mana akan sering menemui prinsip ini seakan-akan sudah merupakan suatu hukum alam. Mungkin tidak benar-benar pas 20% dan 80%, tapi mendekati kedua angkat tersebut.

Terkait dengan keseharian, bisa jadi 20% aktivitas prioritas tinggi menghasilkan 80% produktivitas. Banyak terjadi kondisi dimana rencana/harapan tidak sesuai dengan realita, bisa jadi karena kita terjebak pada 80% aktivitas dengan prioritas rendah, dalam artian kurang produktif. 

Mungkin ada baiknya kita evaluasi kembali rencana hidup kita, pekerjaan kita, keseharian kita. Sudahkah kita menemukan 20% pareto dalam kehidupan? Atau kita masih terjebak dalam kehidupan mainstream. Yang mungkin membuat kita lambat progress dalam bekerja.

Menemukan 20% dalam kehidupan pareto seperti menemukan akselerasi baru. Mungkin adakalanya kita tidak fokus saat bekerja. Dengan menerapkan 20% pareto tersebut, akan meminimalisir waktu, tenaga, dan pikiran kita, sehingga aktivitas bisa lebih produktif. Temukan 20% aktivitas yang membuat 80% kerjaan cepat selesai, optimasi disana. Temukan 20% pengeluaran yang membuat 80% isi dompet terkuras. Temukan 20% sumber kegembiraan yang menyebabkan 80% hidup kita selalu bersemangat. Hanya 20% dan optimalkan disitu.

Setiap orang bisa meningkatkan kualitas hidup dengan menerapkan Prinsip Pareto dalam kehidupan, dan memulainya dari diri sendiri. Segala sesuatu selalu dimulai dari diri sendiri, bukan?! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun