Mohon tunggu...
Adi Prayuda
Adi Prayuda Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dosen, penulis, dan murid meditasi

Seorang Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Al-Azhar, yang juga merupakan pemandu meditasi. Penulis berbagai buku self development dengan pendekatan meditasi (Jeda).

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mencari Kebahagiaan Vs Menyadari Kebahagiaan

8 November 2022   08:48 Diperbarui: 8 November 2022   09:27 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari kita mulai catatan ini dengan sebuah cerita,

***

Seorang anak laki-laki bertanya kepada ayahnya, "Ayah, apa tempat paling indah bagi Ayah?"

Ayahnya tersenyum mendengar pertanyaan anaknya itu, "Ehmmm....Ayah suka rumah ini, karena disini Ayah bisa melihat senyum orang-orang yang Ayah sayang. Ayah suka ruangan keluarga. Ayah suka taman dan kolam ikan di depan rumah kita itu. Ayah suka garasi kita. Intinya, Ayah suka semua sudut di rumah ini."

"Ah Ayah, bukan itu, tempat di luar rumah ini maksudku? Dimana tempat paling indah selain rumah ini?" tanya anaknya lagi.

Ayahnya kembali tersenyum, kemudian menimpali, "Kalau Ayah sudah menemukan tempat terindah itu disini, di rumah ini, kenapa harus mencarinya lagi di luar sana?! Kenapa harus berlelah-lelah mencari tempat yang terindah, kalau rumah ini saja sudah indah bagi Ayah."

"Di luar sana kan banyak tempat indah, Ayah. Ada pantai, gunung, air terjun, perkebunan, taman bermain, mall, dan banyak lagi," balas sang anak karena merasa tidak puas dengan jawaban Ayahnya.

"Nak, suatu saat nanti kau akan mengerti. Ini sebenarnya bukan perkara dimana tempat yang paling indah. Ketika hatimu indah, semua tempat yang kau lihat menjadi indah. Apapun bisa menjadi indah selama kita melihatnya melalui mata yang indah. Kita melihat segala sesuatu dengan memaknainya, sehingga apapun yang termaknai indah...akan indah. Dan hati yang penuh syukur, itulah sumber keindahan yang membuat apapun yang kita lihat menjadi indah."

"Tapi, salahkah bila aku menganggap pantai dan gunung di luar sana itu indah, Ayah?" tanya sang anak.

"Tidak, sama sekali tidak salah. Namun, seiring bertambahnya usia dan kedewasaanmu nanti, kau akan tahu bahwa yang membuat gunung itu indah, pantai itu indah, bukan gunung dan pantainya, tapi pikiran dan hatimu sendiri tentang gunung dan pantai itu. Kebanyakan dari kita memang senang melihat hal-hal yang indah yang ada di luar diri kita, tapi sedikit yang sadar bahwa keindahan yang dilihatnya bersumber dari makna yang dibentuk oleh hati dan pikiran kita sendiri."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun