Saya kutip penggalan cerita dalam epos Ramayana untuk memulai tulisan ini. Bagi yang akrab dengan dunia pewayangan, tentu tidak asing lagi dengan nama-nama tokoh dalam cerita ini.
***
Konon, Rama dan Shinta akan menyelenggarakan acara pernikahan mereka minggu depan. Ayah Rama, Raja Dasarata, memanggil Laksmana, adik tiri Rama, dan memintanya untuk mengundang seorang guru untuk hadir dalam acara pernikahan anaknya itu. Guru tersebut adalah guru yang mengajarkan Rama banyak hal, termasuk memanah. Raja Dasarata memberikan sebuah cincin kepada Laksmana sebagai tanda dari adanya titah seorang Raja.
Laksmana pun pergi ke puncak bukit, tempat sang guru ini tinggal. Selang beberapa jam, sebuah gubuk sederhana terlihat tidak jauh di hadapan Laksmana. Gubuk ini cocok dengan ciri-ciri yang digambarkan oleh ayahnya, Raja Dasarata, sebagai tempat sang guru bermukim. Dan ia pun memelankan lari kudanya.
Di teras gubuk itu, tampak seorang tua sedang duduk bermeditasi. Mendengar langkah kaki kuda, Sang Guru pun perlahan membuka matanya.
"Aku Laksmana. Aku diperintahkan Ayahku, Raja Dasarata, untuk mengundang Anda ke acara pernikahan Kakanda Rama yang akan belangsung minggu depan di istana."
Sang Guru hanya terdiam dan tersenyum kepada Laksmana yang masih duduk di kudanya.
"Aku membawa cincin pemberian ini sebagai bukti adanya titah dari Raja," lanjut Laksmana.
"Di atas pintu ada ember hitam kecil, silakan Kau letakkan saja cincinnya di sana," kata Sang Guru dengan lembut.
Tanpa turun dari kuda, Laksmana menuju ember yang tidak jauh dari posisinya, dan memasukkan cincin pemberian ayahnya itu ke dalamnya.