Mohon tunggu...
Adi Pratama
Adi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hanya anak dari negri minang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Bisnis Berbasis Syariah: Prinsip, Tantangan dan Solusi Praktis

6 Desember 2024   13:06 Diperbarui: 6 Desember 2024   14:14 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era modern yang semakin mengedepankan integritas dan keberlanjutan, bisnis berbasis syariah mendapatkan perhatian besar sebagai solusi yang tidak hanya menjanjikan keuntungan, tetapi juga keberkahan. Namun, agar dapat dikategorikan sebagai bisnis syariah, ada sejumlah prinsip dan ketentuan yang harus dipenuhi. Berikut ini adalah beberapa poin utama yang menjadi tolok ukur dalam bisnis syariah, tantangan yang dihadapi, serta solusi untuk mengatasinya.

1. Sertifikasi Syariah sebagai Jaminan Kepatuhan

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis syariah adalah mendapatkan sertifikasi syariah dari otoritas berwenang, seperti Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Sertifikasi ini menjadi bukti bahwa produk atau layanan yang ditawarkan telah melewati kajian mendalam oleh para ahli syariah. Contohnya, produk-produk dari Bank Syariah Indonesia (BSI) sudah terjamin bebas dari unsur riba dan gharar setelah mendapatkan sertifikasi dari DSN-MUI.

2. Menghindari Praktik Gharar

Dalam Islam, transaksi harus didasarkan pada kejelasan dan transparansi. Praktik gharar, yaitu ketidakpastian atau spekulasi berlebihan, sangat dilarang. Misalnya, kontrak yang tidak jelas dalam pembayaran klaim di sektor asuransi dapat menjadi contoh gharar. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa semua perjanjian jelas, adil, dan dipahami oleh kedua belah pihak.

3. Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) di perusahaan sangat penting untuk memastikan semua aktivitas bisnis sesuai dengan prinsip syariah. DPS berfungsi sebagai pengawas sekaligus penasihat dalam hal produk, layanan, dan operasional perusahaan. Namun, tantangan utamanya adalah memastikan DPS berfungsi secara aktif dan tidak hanya bersifat simbolis.

4. Dokumentasi dan Implementasi Evaluasi Syariah

Hasil evaluasi syariah yang dilakukan oleh DPS harus terdokumentasi dengan baik. Dokumentasi ini diperlukan untuk menjaga transparansi dan mempermudah implementasi rekomendasi DPS dalam kegiatan operasional. Misalnya, audit syariah yang dilakukan Bank Syariah Mandiri setiap tahun menjadi dasar perbaikan berkelanjutan.

5. Menjaga Prinsip Keadilan dalam Hubungan Bisnis

Salah satu nilai utama dalam bisnis syariah adalah keadilan, baik terhadap karyawan maupun mitra kerja. Perusahaan harus memberikan upah yang layak, menghindari eksploitasi, dan menjaga transparansi dalam kontrak. Dengan begitu, hubungan bisnis tidak hanya menguntungkan secara material tetapi juga mencerminkan nilai-nilai etika Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun