Mohon tunggu...
Adipradipta Adipradipta
Adipradipta Adipradipta Mohon Tunggu... -

lifePHOTOGRAPHER

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dara Manisku...

23 September 2011   08:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:41 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berangkat dari kehidupan malam Ibukota yang penuh dengan hingar-bingar. Dara, seorang Mahasiswi dari Universitas Swasta kenamaan dibilangan selatan Jakarta memulai aktivitasnya. Berbekal pakaian seksi yang menggoda birahi serta dandanan yang menyilaukan mata, Dia bergerak menuju pusat keramaian malam Ibukota di daerah Mangga Besar dengan mobil sedan warna merah merek Honda untuk meramaikan acara yang digelar oleh salah satu klub malam. Bersama dua orang teman wanitanya, Sinta dan Jojo mereka memulai petualangan. Musik yang menghentak-hentak sanubari diseling oleh derasnya sinar laser mereka mulai menjajaki lantai dansa, sesekali kerongkongan terasa kering dan dibasuh dengan minuman beralkohol yang membuat adrenalin semakin meningkat.

Saat malam semakin larut, semakin ramai orang yang berdatangan namun itu yang menarik buat Dara dan kedua rekannya. Disaat itulah mereka mulai menebarkan pesonanya kepada pria-pria yang haus akan belaian wanita. Perlahan-lahan namun pasti mereka mulai melancarkan serangan demi serangan terhadap pria-pria tersebut, dan satu-persatu dari mereka pergi berpasang-pasangan untuk memulai petualangan baru yang lebih menggelora.

Sinar mentari pagi telah berada diufuk timur, saat bagi Dara untuk memulai aktivitas rutinnya sebagai seorang mahasiswi, sebagai anak dari Ayah yang bekerja sebagai seorang wakil rakyat dan Ibu sebagai pengacara ulung dalam membela yang berduit. Tanpa sanak-saudara membuat Dara begitu dimanjakan oleh kedua orang tuanya, segala sesuatu yang dimintanya pasti dapat dengan mudah didapat.

Menjalani hidup yang penuh kesenangan tidak membuat Dara luput dari kesepian. Seringnya gonta-ganti pasangan, keluar masuk hotel entah itu dengan rekan kerja Ibunya atau dengan lawan politik Ayahnya hanya untuk mengusir hampa dalam asanya. Pergi berpesta pora, dan mabuk-mabukan menjadi rutinitas kedua bagi Dara yang juga Ia lakukan untuk menghabiskan hari demi hari yang dirasa begitu lambat. Harta orang tua yang begitu berlimpah membuat Ia banyak disukai oleh teman-temannya, selain karena sifatnya yang supel dan pandai bergaul serta dianugrahi Tuhan paras yang rupawan membuat disukai baik kaum adam ataupun kaum hawa.

Perstasi dibidang akademik juga tidak seburuk yang diperkirakan, sanggup bertahan pada Indek Prestasi Kumulatif (IPK) diatas 3 hingga tahun ketiga kuliahnya juga membuat banyak dosen yang menyukainya. Namun siapa sangka kalau ternyata itu semua hanya fana dimatanya. Hanya kesenangannya akan seks yang menurutnya nyata didunia ini. Maka tak heran jika banyak pria yang telah takluk dibawah ketiaknya. Bermodalkan tubuh yang sintal seperti gitar spanyol serta wajah khas Indo, maka tak heran jika begitu banyak pria yang rela ambil antrian meskipun panjang sekalipun.

Selain seks, kegemarannya akan mengkonsumsi ekstasi dan heroin juga Ia sebut sebagai surga dunia. Seakan seluruh dunia berada digenggamannya, tidak ada rasa takut, kesepian pun lenyap seketika digantikan angan-angan yang mengawang-awang seperti di awan yang berasa damai, tenang serta aman.

Gaya hidup hedonis sudah Ia jalanin sejak mulai mengenakan seragam putih abu-abu. Berawal dari coba-coba, rasa ingin tahu dan mencari pembenaran dalam hidup serta lingkungan pergaulan yang mendukung, dan didukung dengan kondisi rumah yang hanya saling bertatap muka disaat sarapan pagi bersama Ayah dan Ibu itupun seminggu sekali. Kesibukan orang tua yang diganti dengan harta berlimpah ternyata tidak bisa menggantikan kasih sayang serta perhatian terhadap Dara sebagai buah hatinya yang sematawayang. Itulah yang telah membuat adanya lubang besar menganga dalam jiwa Dara. Rindu belaian kasih sayang seorang Ibu, dan pelukan hangat Ayah telah tergantikan dengan pergaulan yang kelewat bebas. Walaupun komunikasi sering dilakukan namun itupun tidak cukup bagi seorang Dara.

Pernah suatu kali seorang sahabat menanyakan prihal ini kepada Dara, namun Ia hanya bisa tersenyum dan memberikan jawaban yang tak pasti kapan hal ini berakhir. “Sampai mati mungkin...” Ujarnya sambil mengenggak habis gelas yang berisi Teqquila. Malam demi malam Ia lalui dengan tertawa, berjoget dan tidak sadarkan diri tanpa memikirkan segala sesuatu.

Pada keesokan harinya, ketika akan pergi kuliah Dara merasakan sakit yang amat sangat dan belum pernah Ia rasakan. Ia pun pergi untuk memeriksakan dirinya ke salah satu rumah sakit ternama di Jakarta. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan menunggu hasil laboratorium, Dara ternyata didiagnosa dokter telah mengidap HIV/AIDS. Dunia seakan runtuh, hal-hal yang disenanginya ternyata telah membawanya ke dasar jurang yang paling dalam. Ia hanya bisa menangis dan menangis dan disaat itulah Ia mendapatkan pelukan erat sang Ayah dan belaian kasih sayang seorang Ibu namun itu semua terlambat. Tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu, nasi telah menjadi bubur. Segala upaya dilakukan oleh Dara dan kedua orang tuanya untuk sembuh, namun takdir berkata lain.

Sepulang dari mengerjakan tugas kuliah, Dara melaju kencang dengan mobilnya dan akhirnya menabrak mini bus dari arah berlawanan. Mini bus dengan 7 orang didalamnya, 3 pria dan 4 wanita yang disinyalir sedang melakukan kegiatan seksual didalam mobil. 2 pria dan 2 wanita tewas seketika dan sisanya luka parah, sedangkan Dara masih bernyawa dalam keadaan koma. Setelah tak sadarkan diri selama seminggu di rumah sakit, akhirnya Dara menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir kali...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun