Dalam satu dua hari ke depan topik ini tidak akan terhindari. Adakah perbedaan antara banjir pada era Foke dengan era Jokowi? Gambar-gambar berikut ini dapat memberikan informasi mengenai perbandingan banjir di Jakarta dalam beberapa hari terakhir secara cepat. Peta Sebaran Banjir Bulan Januari 2013(1) Peta Sebaran Banjir Bulan Januari 2014 (2)
Dengan membandingkan secara cepat, kedua peta yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta tersebut, dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara sebaran dan luasan banjir di seluruh wilayah DKI Jakarta, . Tentunya, sebaiknya jangan terlalu terburu-buru dalam memberikan penilaian. Dalam satu tahun dengan satu tahun berikutnya, dapat banyak hal terjadi. Juga sangat banyak variabel dalam sistem lingkungan (alam, manusia, dan buatan), yang berlangsung dan saling mempengaruhi. Sehingga bisa saja penurunan luasan areal Banjir dari kedua Peta tersebut, merupakan
kebetulan. Perlu dikaji secara mendalam dan seksama tentunya. Setiap faktor dihitung dan lain sebagainya. Juga tentunya perlu dilihat fluktuasi Banjir tahunan, yang pastinya berbeda setiap tahun. Namun, dalam kasus-kasus seperti ini, asumsinya adalah, banjir selalu lebih buruk tahun ke tahun. Jadi adanya perubahan positif ini sangat menarik untuk dicermati. Kembali lagi kepada faktor-faktor yang
mungkin berperan. Pengaruh iklim dalam lingkup luas akan saya kesampingkan dahulu dalam tulisan pendek ini. Karena perlu studi lebih mendalam. Namun kita bisa lihat secara cepat kebijakan-kebijakan selama setahun terakhir di lingkup DKI Jakarta. Setahun terakhir ini ada perbedaan signifikan dalam hal kebijakan. Peralihan kepemimpinan membuat banyak arah kebijakan berubah. Sekarang ada relokasi dan penertiban Waduk-waduk di Jakarta Utara. Waduk Pluit dan Ria-Rio misalnya. Kemudian, pekerjaan normalisasi aliran sungai juga banyak berlangsung. Ada juga penertiban hunian di Kabupaten Bogor yang dananya disubsidi oleh Pemprov DKI (walau saya rasa, dampaknya masih bisa diabaikan karena belum signifikan, namun sangat penting dalam jangka panjang). Perbaikan dan penguatan tanggul. Lalu ada penambahan pompa air untuk mengurangi genangan. Kemudian dari sisi sosial, Gubernur sering turun ke lapangan untuk mengingatkan peran sosial masyarakat dalam mengurangi dampak yang sedikit banyak, mereka juga yang menyebabkannya. Belum lagi Gubernur sering mengecek tanggul atau mendampinggi penjaga pintu air. Well ya.., narasi terakhir rasanya subjektif. Namun perlu tidak perlu harus disebutkan. Tapi yang ingin saya sampaikan adalah paragraf ini. Bahwa, upaya-upaya dalam mengurangi banjir yang menyiksa ibukota ini sepertinya mulai menunjukan hasil. Bahwa sekian banyak dokumen rencana dibuat, sekian banyak janji-janji dan teori diucapkan, sekian banyak uang pajak kita dikeluarkan; ternyata sepertinya mulai menunjukkan dampaknya. Bahwa banjir tahunan mudah-mudahan bisa selamanya hilang dari Jakarta. Semoga.
(1) http://www.aifdr.org/demo/wp-content/uploads/2013/01/Jakarta_flood_16_1_13_2400.jpg (2) http://bpbd.jakarta.go.id/sebanyak-11-972-jiwa-3-742-kk-dan-924-pengungsi-terdampak-banjir/Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya