Mohon tunggu...
Adi Setiawan
Adi Setiawan Mohon Tunggu... Programmer - Orang biasa yang tidak ada istimewanya bapak dari 1 istri dan 3 anak

Nama lengkap saya Adi Setiawan tapi kebanyakan orang memanggil saya "OECOEP"(UCUP) memang seperti jaka sembung (ngga nyambung) tapi itu harus saya syukuri krn itu nama pemberian nenek saya, katanya waktu kecil saya sering sakit2an jadi diberi nama Yusuf (nabi paling ganteng) tapi karena tinggal dikampung malah jadi ucup . saya bekerja di Bank Terbesar di indonesia, motto jangan jadikan hidup sebagai penyesalan jadikan hidup sebagai perjuangan , berani mati itu baik tapi berani hidup itu 1000X lebih baik. web gue http://www.adioecoep.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Maafkan Aku, Istriku

6 Maret 2012   13:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:26 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Siang itu udara terasa panas, matahari bersinar seperti akan membakar apa saja yang ada di bumi  tak terkecuali diriku, tetesan keringat seperti butiran jagung terlihat  membasahi seluruh baju yang kupakai, helm yang kupakai seakan tak mampu melindungi kepala ku dari sengatan panas teriknya sang mentari . pikiran ku menerawang jauh kepada sesosok wanita yang dulu aku cintai dengan segenap hati dan jiwa ku, pikiran ku bertanya ada apa dengannya?, mengapa dia berubah? timbul dalam hati ku perasaaan negatif  yang menyambung-nyambungkan tindakan ,perilaku dan ucapan wanita yang kini menjadi ibu untuk kedua anak ku, pikiran ku berkecamuk seakan tidak menerima dengan apa yang dia lakukan terhadap diriku,anakku dan juga keluargaku. pikiranku melayang pada ingatan bagaimana setahun belakangan ini sang wanita pujaaan hatiku yang dulu sifatnya baik dan banyak positifnya  kini bertolak belakang seperti 2 kutub medan magnet yang bertolak belakang, dia kini  mendadak menjadi pemalas, tidak perduli, ketus, masa bodo dan banyak lagi yang tak mungkin kuungkap disini. kadang aku menangis di saat ku membayangkan wajah kedua anak-anakku yang masih sangatkecil yang masih butuh bimbingan dan perhatian  serta  kasih sayang dari seorang ibu ,  air mataku sepertinya tak mampu lagi bergelayutan di antara celah bola mataku yang merah dan di hiasi urat-urat tanda banyak mengalami kepedihan. wanita pujaan hatiku kini menjadi orang lain dimataku anak-anaku dan keluargaku bahkan keluarganya sendiri. aku tidak tahu apakah yang terjadi karena bila kulihat secara fisik istriku terlihat normal dan semua aktifitas terlihat berjalan lancar, lalu kenapa dia sekarang jadi orang yang pemarah, masa bodo dan tidak perduli, padahal menurutku nafkah lahir dan batin sudah cukup terpenuhi, lalu apakah yang membuatnya berubah 180 derajat?.


Dalam kekalutan pikiran dan perasaan  tetap ku coba melaju pelan tapi pasti sepeda motorku tapi ingatan ku masih teringat bagaimana piring kotor  seminggu lalu sudah penuh ditumbuhi jamur dan mulai mengeluarkan aroma tak sedap bahkan busk, sementara belatung mulai terlihat bergerak keluar dari sisa makanan yang sudah membusuk. aku sudah bertanya dengan penuh kelembutan tapi jawabya seperti tidak terjadi apa-apa, lalu kucoba dengan suara yang agak meninggi hingga cenderung keras tapi jawabanya selalu sama, "iya nanti aku cuci dan aku bersihkan" tapi waktu berjalan seolah tak perduli denganku yang mengikuti dibelakangnya tiada yang berubah, kucoba dengan bermacam siasat, taktik, cara telah kucoba untuk mencari jawaban something wrong with my wife? perlahan tapi pasti istriku mulai merasakan sakit kepala, dan aku telah membawa ke beberapa dokter tapi hasilnya kalau tidak migrent dan sakit lambung , hal itulah yang membuatku mencari second opinion dengan membawanya ke pengobatan alternatif yang masuk akal, yaitu dengan terapi reflexi, tapi hasilnya pun nihil , semua tidak berubah dan sampailah pada tahapan kepala istriku tengleng, atau miring kekanan dan tidak bisa digerakan, matanyapun cenderung menjadi juling.


ingatanku masih dibawa oleh emosi-emosi yang menyimpulkan bahwa itulah hukum tuhan atas perbuatan  pada suami dan anak-anak selama ini, hatiku masih beku dan pikiranku masihh terbelenggu oleh karma yang bercerita pada angkara, di satu sisi aku bersedih karena dia adalah istriku dan ibu dari kedua anakku, tapi disisi lain sebagai manusia yang tidak sempurna timbul rasa senang karna tuhan memberi peringatan atas kesabaranku, kini hatiku berperang diangkara murka, satu sisi aku ingin membawanya kerumah sakit dan disisi lain ingin melihat adakah penyesalan atas apa yang telah dibuatnya, disaat pikiran masih berkecamuk lalu aku memutuskan untuk membawa sang istri tercinta kerumah sakit, sementara aku lupakan dulu semua luka,kepedihan dan segala macam rasa yang menyiksa, aku harus menyelamatkan istri tercintaku ibu yang melahirkan kedua anakku. sesaat kemudian aku mengangkat hp ku lalu kucari di folder buku telpon nama bokap, sebentar menunggu lalu terdengar suara seorang paruh baya di speaker hp ku, "assalamualaikum pak, ucap ku, dengan suara agak bergetar, "waalaikum salam" ucapnya diujung hp itu lalu aku mengutarakan bahwa istriku sedang sakit dan minta bantuan bapaku untuk mengantar dengan mobil kepunyaan bapak ku, lalu selang 1 jam kemudian kedua orang tua ku tiba dan melihat kondisi istriku yang sudah tidak berdaya dikasur tempat anakku tidur, kedua orang tuaku dengan kasih sayang dan kelembutan membelai kepala istriku yang telah terkulai badanya tidak bisa digerakan dan kepalanya terasa sakit seperti mau pecah, lalu tidak beberapa lama setelah bermusyawarah dan melihat kondisi istriku akhirkan kami sepakat membawa istri saya untuk membawa kerumah sakit besar yang lengkap.


singkat cerita sampailah aku , keluarga dan istriku pada rumah sakit besar dan terkenal dibilangan kebayoran baru. dan kemudian istriku dibawa kebagian UGD dengan menggunakan kursi roda dan setelahtiba diruangan UGD dan mendapat salah satu ruangan tak beberapa lama datanglah dokter jaga yang menanyakan keluhan penyakit yang diderita istriku, istriku menjelaskan bahwa kepalanya sangat sakit, matanya menjadi juling dan pandangannya kabur dan bila meliaha sepertia ada dua, setelah sebentar mendengar penjelasan istriku dan memeriksa mata dan tubuh lainya, sang dokter jaga menelpon dokter spesialis  yang tahu ciri -ciri penyakit yang mungkin diderita istriku.


Setelah beberapa saat sang dokter jaga menghampiriku dan keluargaku dan mengatakan bahwa istriku harus di scanning kepalanya untuk mengetahui penyebab dari penyakit yang dideita istriku, setelah melakukan kelengkapan administrasi dan lainya maka istriku dibawa kesebuah ruangan yang kuliha dipintunya tertulis ruang radiologi, kemudian istriku masuk kesebuah ruangan yang disitu kuliha sebuh tempat tidur seperti kapsul ruang angkasa dan ada banyak lampu dibagian untuk kepala kita ditempatkan, istriku berbaring dan kemudian alat itu mulai bekerja, sementara dibelakang seorang dokter memonitor apa yang terjadi melalui komputer, kemudian seorang suster memanggil ku atas nama keluarga atau penanggung jawab atas istriku, aku dibawa kemonitor seraya dijelaskan gambar-gambar yang tertera dimonitor tersebut, sang dokter kemudian menunjukan gambar tengkorak kepala, dan benda aneh disekitar otak yang ada di monitor, aku tidak tahu dan tidak mengerti apakah itu semua, sang dokter menjelaskan bahwa di dalam kepala istriku ada benda aneh dan mereka mengatakan bahwa benda itu cukup besar dan mereka tidak bisa mengetahui apakah itu tumor atau cuma pembengkakan pada sel- saja, begitu mendengar penjelasan hatiku mulang terasa tak nyaman, perasaanku seakan mengambang seolah ingin mengatakan bahwa ini hanya mimpi buruk  saja yang akan hilang ketika aku membuka mata. tapi sepertinya mimpi itu tidak hilang karena airmataku sudah mulai meleleh tanpa aku sadari, kemudian sang dokter menjelaskan bahwa mereka akan memberikan suntikan contras yang akan memberi penjelasan tentang benda aneh yang ada dikepala istriku. selang beberapa saat setelah diberikan suntikan contras dan telah bekerja sehingga sekarang gambar itu begitu jelas dan sang perawat memanggilku untuk dibawa keruang monitor dan juga menjelaskan bahwa dikepala istri ku ada tumor otak, seperti petir menyambar  setelah mendengar itu, badanku lemah tak berdaya pikiranku blank, air mata begitu deras mengucur seperti keran yang sedang dibuka, suaraku parau, aku tak bisa lagi  berkata-kata yang ada bayangan rasa bersalah, bersalah , bersalah dan bersalah.


kucoba langkahkan kakiku untuk menemui bapakku dan menceritakan tentang apa yang diderita istri ku, seraya meminta maaf atas semua kesalahannya dan perbuatannya. karena perilaku istriku berubah total dan tuhan telah memberikan jawabannya inilah yang membuat istrimu berubah, mengapa kamu marah, mengapa kamu berburuk sangka, mengapa kamu mencela, disaat istrimu sedang aku beri musibah, mengapa kamu tidak datang kepadaKu, mengapa kamu hanya ikuti emosimu, kini kau telah tahu jawabnya ,begitu seolah tuhan berbicara kepada ku tentang betapa bodohnya aku, betapa egoisnya aku, hanya mementingkan diri sendiri. aku menyebut semoga ini menjadi pelajaran buat pembaca bahwa bila terjadi perubahan perilaku terhadap seseorang yang kita cintai cobalah untuk memahami mengerti, dan mencari solusi jangan mencari alibi untuk sebuah pelarian diri karena tuhan akan menunjukan senyumannya pada waktunya, alhamdulilah istriku sekarang sudah sembuh setelah dioperasi selama 12 jam dan dirawat selama sebulan lebih semoga ini menjadi inspirasi buat orang yang mengalami hal yang sama , terima kasih  nanti  bersambung lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun