Alkisah seorang pemuda yang pada waktu itu baru berumur 19 tahun dan dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa dia dilahirkan dari keluarga yang serba kekurangan sehingga yang ada di pikirannya terindoktrinasi harus bisa keluar dari situasi tersebut. Sehingga obsesi yang ada dalam mimpinya adalah bekerja untuk membantu kedua orang tua dan empat adik-adiknya.
Dia melupakan dirinya tenggelam dalam kesibukan, dia mengabaikan mimpi-mimpinya karena setiap saat matanya terjaga.
Tak ada lagi harapan dan keinginan dirinya kecuali membahagiakan keluarganya, dia tidak perduli dengan dirinya sendiri yang penting orang disekitarnya bahagia.
Tak terbersit dalam dirinya sedikitpun membahagiakan dirinya sendiri dia hanya perduli keluarga dan orang sekitarnya.
Ritual yang dilakoninya kini telah dijalani selama 25 tahun dan dia tetep pada pendiriannya, baginya bekerja itu ibadah walaupun sudah bekerja selama 25 tahun dia tidak pernah memperoleh penghargaan,kenaikan pangkat atau reward apapun dia tetap melakoninya,
Dia adalah seorang pramubhakti sebuah bank BUMN terbesar, dia berjalan sunyi atas apa yang dia yakini dengan kebenaranNya.Â
Pekerjaan yang dilakoninya dimulai dari pukul 06.00 sampai larut malam dan telah dijalaninya selama 25 tahun, dan dia menganggap begitulah cara dia mencintai tuhanNya.
Pekerjaannya mungkin dilakukan sangat biasa akan tetapi hatinya terus berzikir kepada Rabbnya, dia meyakini inilah "suluk" cara dia berinteraksi dengan sang pemilik jiwa.
Tak ada keluh kesah dalam kamusnya kecuali menjalani semua yang menjadi takdirNya.
Bahkan dia sudah tidak perduli dengan apa yang terjadi pada dirinya , karena dia telah berserah diri kepada sang pemilik jiwa dan raga Allah AZZA WAZALLA DAN menunngu tugas selesai dan saatnya Kembali "PULANG".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H