Mohon tunggu...
Adi Setiawan
Adi Setiawan Mohon Tunggu... Programmer - Orang biasa yang tidak ada istimewanya bapak dari 1 istri dan 3 anak

Nama lengkap saya Adi Setiawan tapi kebanyakan orang memanggil saya "OECOEP"(UCUP) memang seperti jaka sembung (ngga nyambung) tapi itu harus saya syukuri krn itu nama pemberian nenek saya, katanya waktu kecil saya sering sakit2an jadi diberi nama Yusuf (nabi paling ganteng) tapi karena tinggal dikampung malah jadi ucup . saya bekerja di Bank Terbesar di indonesia, motto jangan jadikan hidup sebagai penyesalan jadikan hidup sebagai perjuangan , berani mati itu baik tapi berani hidup itu 1000X lebih baik. web gue http://www.adioecoep.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Impian

6 Oktober 2010   13:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:40 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

biru Aku bermimpi tentang suatu negeri. Negeri itu hijau nan asri Penduduknya ramah tak pernah berkelahi Pejabatnya jujur memegang amanah Ilahi Alamnya subur gemah ripah loh jinawi Bila azan berkumandang tak ada lagi urusan dunia menyandera Semua tertuju pada Sang Maha Mulia yang dunia didalam genggamanNya Tak perduli walaupun itu titah sang raja Kecuali kecintaan Hamba kepada Tuhannya Bila malam tlah tiba tak ada lagi pesta yang ada hanya alunan dari suara orang membaca kitab yang mulia tak ada lagi orang berkeluh kesah karena tidak bekerja karena stiap angkatan kerja sudah disiapkan oleh negara tak ada lagi terlihat peminta-minta dimana orang sudah susah mencari kemana harus membayar zakatnya karena penduduknya tak ada mustahiknya Tak pernah terdengar lagi apa itu korupsi karena pejabatnya takut akan azab ilahi tak ada lagi polisi yang suka upeti Tak ada lagi jaksa yang bisa dibeli Tak ada lagi hakim yang berat kekanan atau kekiri yang ada hanya keadilan sejati Tapi negeri itu lenyap ketika aku bangun dari tidurku Negeri itu senyap menjadi batu Negeri hanya hinggap dikepalaku lalu pergi seperti angin lalu yang membuat aku jadi mengharu negeri impian yang hanya dalam angan-angan semu Semoga tuhan menciptakannya dalam suatu waktu entah untuk anak atau keturunanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun