Mohon tunggu...
afrizal fahrudin
afrizal fahrudin Mohon Tunggu... -

web design, graphic design, interactive learning, educational technology, artificial intelligence, schedulling

Selanjutnya

Tutup

Nature

Apa yang Bisa Dilakukan oleh Sarjana Teknik Informatika Untuk Kurikulum 2013?

2 September 2014   06:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:51 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan di Indonesia sepertinya mempunyai kebiasaan sering berganti kurikulum dalam penyelenggaraannya. Kurikulum terus dikembangkan agar dapat mempunyai kualitas pendidikan yang bagus dan menghasilkan peserta didik yang baik pula. Pada tahun ini kurikulum 2013 akan digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menggantikan kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum 2013 fokus pada pembentukan karakter agar aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru lebih maksimal. Pemahaman dan implementasi guru dalam menjalankan kurikulum 2013 harus diperhatikan agar tujuan yang diharapkan dengan adanya kurikulum terbaru ini dapat terwujud. Pelaksanaan kurikulum 2013 pada kegiatan belajar mengajar tidak hanya sebatas menyampaikan bahan ajar di dalam kelas, tetapi guru harus bisa menghidupkan suasana di dalam kelas agar siswa dapat aktif dan partisipatif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya perubahan pola mengajar yang berubah, terdapat juga perubahan pada mata pelajaran yang diberikan pada sekolah baik itu tingkat dasar, menengah pertama, dan menengah atas.

Perubahan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa tingkat menengah salah satunya adalah tidak adanya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Khususnya, pada tingkat sekolah menengah atas yang lebih banyak fokus pada mata pelajaran untuk ujian nasional. Tidak adanya mata pelajaran TIK pada sekolah menengah atas nampaknya membuat guru TIK ataupun calon guru TIK kebingungan karena tidak mendapatkan kesempatan untuk mengajar di dalam kelas. Alternatif yang dapat digunakan adalah dengan mengajar di sekolah menengah kejuruan yang mempunyai program keahlian TIK. Tetapi masalahnya adalah jumlah sekolah menengah atas jumlahnya terlalu besar dibandingkan jumlah sekolah menengah kejuruan dan tidak semua sekolah menengah kejuruan terdapat program keahlian TIK.

Sebenarnya dalam penggunaan TIK tidak hanya sebagai bahan ajar. Jika ditilik lebih dalam penggunaan TIK sejarinya tidak hanya sebatasbahan ajar yang diberikan kepada siswa. Penggunaan TIK sangat luas karena TIK merupakan media, pengantar, dan pendukung ilmu-ilmu lain, dengan kata lain TIK dapat dijadikan sebagai alat bantu pada semua bidang baik pendidikan, manajemen, administrasi, dan lain-lain. Pemikiran bahwa TIK hanya sebatas bahan ajar harus segera dihilangkan karena ilmu TIK itu dapat beradaptasi dalam bidang apapun termasuk pendidikan. Salah satu penerapan TIK dalam pendidikan yaitu sebagai alat bantu ajar untuk guru dalam menyampaikan bahan ajar. Terdapat banyak unsur dalam TIK yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Penggunaan TIK di dalam kelas akan sangat membantu guru untuk membuat aktif siswanya dalam kegiatan belajar, dengan TIK guru dapat membawa kejadian nyata ke dalam kelas atau membuat simulasi mengenai materi yang disampaikan. Hal tersebut membuat siswa akan lebih mudah menangkap materi yang disampaikan. Contoh penerapan TIK sebagai alat bantu pembelajaran dengan menuangkan bahan ajar ke dalam bentuk presentasi atau media pembelajaran dengan menambahkan elemen audio, video, animasi, dan simulasi. Misalkan dalam pelajaran fisika yang membahas mengenai katrol dan menghitung gaya katrol. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pembentukan materi dengan memberikan gambar dan video contoh penggunaan katrol. Selain itu, pada proses perhitungan katrol juga dapat disimulasikan menggunakan animasi yang disesuaikan dengan hasil perhitungan, siswa juga dapat berinteraktif dengan media pembelajaran dengan menambahi komponen form (text field) pada media yang digunakan sehingga siswa dapat merubah nilai dari perhitungan gaya katrol. Contoh lain pemanfaatan TIK dalam pembelajaran adalah dengan penggunaan e-mail, dengan begitu siswa tidak harus menyobek kertas buku tulisnya dalam mengumpulkan tugas namun dapat langsung dikirim melalui email. Masih banyak lagi penggunaan TIK dalam pendidikan, tidak hanya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, TIK juga dapat berperan dalam proses administrasi dan manajemen sekolah. Oleh karena itu, penggunaan TIK harus seluas mungkin dan sekreatif mungkin karena TIK akan terus berkembang pesat dan selalu menjadi kebutuhan masyarakat pada umumnya khususnya bidang pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun