Mohon tunggu...
ading boy
ading boy Mohon Tunggu... Relawan - Resmi

29 07 00

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Melihat dan Menilai Suatu Kinerja

13 Desember 2021   23:31 Diperbarui: 13 Desember 2021   23:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

kali ini kita dihadapkan lagi dengan kasus kerja dalam suatu perusahaan, organisasi, ataupun yang bersifat kenegaraan sekalipun,

banyak orang bekerja dan senang melakukan pekerjaan tersebut, namun kadang kala apa yang kita kerjakan tidak sesuai dengan permintaan atasan, ataupun pelanggan kita, apa yang harus kita lakukan? dan siapa yang harus memberikan arahan? perlukah kita melihat suatu kerja untuk di nilai?

kinerja seseorang memiliki potensi yang tidak dapat di prediksi, namun kita dapat memperkirakan hal apa saja yang perlu kita lakukan untuk dapat memenuhi hasrat kesempurnaan dari atasan kita maupun pelanggan kita, bisa kita lihat dengan standard kualitas yang kita miliki, dan spesifikasi yang kita berikan, potensi dalam kutub positif bisa meningkat seiring apa yang pelayanan yang kita berikan, kinerja dilihat bukan dari seberapa sempurna diri kita, melainkan seberapa cocoknya kita melakukan pekerjaan kita dengan baik, tidak butuh pendidikan yang tinggi untuk memberikan kecocokan dalam kerja, namun tempaan dalam pengalaman kerjalah yang membuat kita dapat meningkatkan kualitas diri, hal yang di tempa berkali kali akan menghasilakan keahlian yang makin tajam dan rapi, hal ini dibutuhkan kebiasaan yang terus menerus untuk memperoleh kesempurnaan dalam kinerja baik secara fisik maupun non fisisk

selanjutnya iyalah menentukan siapa yang akan menjadi kiblat dari apa yang kita kerjakan, jika dilihat dari seberapa jauh kita melangkah dalam melakukan pekerjaan dengan penuh tempaan dan kinerja yang baik dari lamanya kebiasaan yang dikerjakan, hal ini juga menentukan seberpa baik hasil yanh kita dapat dari pada hasil yang dulu kita buat, hal ini juga bisa dijadikan tolak ukur seajauh mana kita telah mengasah kemampuan kita hingga mnejadi suatu kebiasaan, yang menjadi pertanyaan awal dari apa yang kita lakukan sekarang  hingga menjadi suatu yang sempurna dan yang kita harapkan itu apa? jawabanya iyalah kita memulai dari hal kecil dan terus kita tekuni menjadi lebih dan lebih lagi, hal itulah yang menjadi panutan atau kiblat kita, tidak perlu melihat betapa sempurnanya orang lain, namun kita hanya mematung tanpa melakukan aksi, panutan yang baik adalah pengalaman yang kita peroleh dari apa yang kita lakukan dari awal hingga kita dapat mencapai apa yang menjadi puncak dari keinginan dan harapan kita

tidak bolehkah kita melihat kesuksesan orang lain untuk dijadikan kiblat atau refrensi?, jawabannya adalah boleh boleh saja, karena sejatinya permulaan pasti memiliki sebab mengapa terjadi permulaan tersebut, kinerja yang baik adalah hasil dari tempaan yang kasar pula, maka dari itu bercermin pada orang-orang yang melakukan upaya yang keras dan kasar akan menemui yang namanya tempaan dan asahan yang membuat dirinya semakin baik dalam melakukan kerja yang dia telah mulai, laki-laki sejati akan menyelesaikan apa yang dia mulai, namun dalam konteks ini memulai yang masih kasar untuk mendapatkan hasil yang halus dengan sesuai harapan di awal kita mulai, disini kinerja sangat vital, karena jika kinerja kita menurun maka tidak dapat dipungkiri juga hasil yang telah lama kita asah akan menemui kegagalan, dan yang paling parah adalah apa yang kita harapkan akan menjadi sia-sia, disinilah nilai kinerja dapat kita lihat, dan kita dapat juga menilai seberapa layaknya kinerja kita

kinerja dapat kita pantau dan lihat perkembangannya dengan melihat hasil yang kita produksi, dan membandingkan dengan yang terdahulu yang pernah kita buat, apakah kinerja kita semakin cepat?, apakah kinerja kita semakin rapi? apakah kinerja kita semakin bagus?, yang kita bisa lakukan adalah membandingkan dengan apa yang kita lakukan belakangan ini, baik dari kualitas,maupun kuantitas,

ada kalanya kita akan merasa jenuh dan bosan dengan apa yang kita kerjakan, apa yang harus kita lakukan? yaitu berinovasi dengan memberikan kualitas yang sama walau dengan kinerja yang berbeda, tidak semuanya harus sistematis, namun bisa kita lakukan dengan metode pengerjaan yang berbeda namun menghasilkan produk serupa ataupu lebih baik, karena melihat dari sifat alamiah manusia, yaitu bosan. maka kita harus bisa memberikan wajah dan aktivitas baru agar apa yang telah kita tekuni menjadi harapan yang sama ketika kita memulai apa yang sebelumnya kita harap menjadi hasil yang diharapkan walaupun hal itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit, diaman kita di gemblang untuk melakukan hal yang sama dengan hasil yang sama secara terus menerus, untuk memoles skill kinerja kita agar mendapat hasil yang diharapkan oleh kita, atasan kita, ataupun langganan kita

kita dapat memberikan kualitas yang konsisten agar para pelanggan dapat kembali tertarik untuk kembali melihat hasil kerja kita yang memakan waktu yang tidak sedikit itu, dengan kualitas kinerja kita yang kita tempa agar hasil yang kita kerjakan tetap bagus dan terjaga

inti dari semua spesifikasi kinerja yang kita telah penuhi untuk mendapatkan hasil dengan harapan yang kita harapkan, didalamnya berisi penempaan yang cukup lama dan dilakukan berulang kali hingga menjadi kebiasaan kita dan mendarah daging dan dapat kita lakukan walau dengan mata terpejam sekalipun, hal ini lah yang membuat karya dari kebiasaan kita dapat diterima oleh publik dan masyarakat banyak pada umumnya, namun terlepas dari itu dapat ditentukan pula dari seberapa giat dan kukuhnya kita dalam melakukan hal tersebut hingga dapat memenuhi hasrat kesempurnaan yang di inginkan oleh konsumen, atasan, dan masyarakat pada umumnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun