Pagi ini KPK kembali melakukan operasi tangkap tangan, dengan “korban” sedikit lebih berbobot dari target-target penangkapan KPK sebelumnya. Penangkapan ini sedikit mengagetkan sekaligus menghapus keragu-raguan saya atas kinerja KPK akhir-akhir ini. Keragu-raguan ini bukan tanpa alasan.Alasannya adalah masih banyak kasus besar (big fish) seperti kasus century dan hambalang yang masih mengambang. Ditambah dengan kicauan account-account anonym semacam triomacam di social media yang tanpa lelah terus menerus mem”bully” dan memojokkan KPK dengan mengatakan bahwa KPK tebang pilih, KPK antek istana, dan tuduhan-tuduhan lainnya.
Kicauan-kicauan itu sempat saya percaya, apalagi pernah dalam satu kesempatan talkshow di salah satu televisi, Bambang Widjajanto, wakil ketua ketua KPK dengan lantang menyatakan bahwa KPK memang tebang pilih. Sebenarnya itu bukan pernyataan tetapi jawaban atas pertanyaan salah satu hadirin, tentang benar tidaknya rumor yang mengatakan bahwa KPK melakukan praktik tebang pilih. Hanya kemudian Bambang melanjutkan jawabannya dengan memberikan penjelasan panjang lebar bahwa tebang pilih dalam konteks KPK merupakan bentuk skala prioritas perbaikanatas sector-sektor strategis yang menjadi konsen KPK. Sektor-sektor strategis itu meliputi bidang ketahanan pangan plus; ketahanan energy dan lingkungan; penerimaan negara;dan bidang infrastruktur.
[caption id="attachment_272225" align="aligncenter" width="630" caption="Kantor SSK Migas (www.id.geoenergi.co)"][/caption]
Penjelasan Bambang, bagi saya yang masih dalam pengaruh keraguan-keraguan terhadap KPK, sekilas hanya semacam justifikasi atas penangkapan LHI yang sempat menjadi kontroversi di media bahkan sampai dengan saat ini. Bahwa penangkapan LHI bukan tebang pilih terhadap musuh-musuh istana, tetapi masih masuk bagian dari salah satu sector strategis yang menjadi konsen KPK, yaitu bidang ketahanan pangan. Tetapi dengan adanya berita penangkapan bos SSK Migas pagi ini, hilang sudah semua keragu-raguan saya terhadap KPK. Bagi yang masih belum yakin dengan kinerja KPK, bisa membuka http://www.kpk.go.id/images/pdf/Rencana%20Strategis/renstra_kpk_2011_2015.pdf , karena dalam renstra tersebut ada Fokus Area yang menjadi konsen KPK seperti yang disebutkan oleh Bambang Widjajanto sebelumnya. Sector lainnya yang sudah pernah dan masih akan terus “disentuh” adalah sector penerimaan pajak, dengan penangkapan oknum pegawai pajak dan oknum wajib pajak.
Penangkapan bos SSK Migas, masih dalam konteks focus area KPK, yaitu bidang energy dan lingkungan. Semoga bisa memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang Selama ini bergelut di bidang energy dan lingkungan mengingat betapa strategisnya bidang energy dan lingkungan terkait kepentingan nasional.
Yang ditunggu berikutnya adalah perbaikan bidang infrastruktur yang kemarin telah menemukan momentumnya dengan maraknya pemberitaan mengenai “proyek abadi Pantura”. Sekarang hanya ada dua pilihan bagi pihak yang bermain dan berkecimpung di bidang infrastruktur baik regulatornya maupun kontraktornya, segera melakukan perbaikan diri dan taati azas atau segera muncul di televisi karena ditangkap KPK.
[caption id="attachment_272226" align="aligncenter" width="620" caption="http://www.tempo.co/read/news/2013/07/18/058497413/Proyek-Abadi-nan-Mencurigakan-Jalan-Pantura"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H