Banyak dari kita yang mungkin bertanya-tanya bagaimana cara ilmuwan mengidentifikasi jasad manusia. Pada dasarnya, terdapat tiga bagian dalam tubuh manusia yang menjadi alat identifikasi primer yaitu sidik jari, gigi, dan DNA. Tampaknya umum bagi kita mengetahui penggunaan sidik jari dan DNA untuk mengidentifikasi jasad, namun tidak dengan gigi manusia. Padahal, identifikasi melalui gigi merupakan tahap kedua apabila identifikasi sidik jari tidak berhasil. Sedangkan pemeriksaan DNA baru akan dilakukan apabila identifikasi gigi tidak berhasil.
Bidang ilmu yang mempelajari gigi untuk kepentingan identifikasi dan kepentingan peradilan atau penegakkan hukum disebut Odontologi Forensik (Kedokteran Gigi Forensik), sedangkan pakar yang melakukannya disebut Odontolog. Dalam melakukan identifikasi melalui gigi, Odontolog akan mencocokkan gigi jasad temuan, dengan rekam gigi yang tercatat secara medis. Selain mengidentifikasi jasad korban bencana alam atau kejahatan, Odontologi Forensik juga dapat melakukan estimasi usia, analisis bekas gigitan, analisis sidik bibir, serta analisis DNA.Â
Namun, di Indonesia identifikasi melalui gigi memiliki beberapa hambatan, salah satunya adalah masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki rekam gigi, karena tidak secara rutin memeriksakan giginya ke dokter. Pada kasus tertentu, identifikasi melalui gigi juga sulit dilakukan apabila jasad berada di dalam air, karena hewan air paling menyukai bagian wajah manusia untuk dimakan, sehingga ketika daging dan otot pada wajah jasad telah habis dimakan, gigi akan terlepas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H