Mohon tunggu...
Adinda Yuliana
Adinda Yuliana Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

saya pribadi yang ingin selalu belajar dan mengetahui segala hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Bisnis Rasulullah SAW Mencerminkan Prinsip Tidak Merugikan

28 Oktober 2024   14:11 Diperbarui: 28 Oktober 2024   14:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu etika bisnis ? Etika yang ialah adat istiadat, Bentuk lain dari etika yaitu muhradat yang artinya adalah sopan santun. Bisnis adalah suatu organisasi yang melakukan kegiatan produksi dan memberikan kontribusi terhadap penjualan barang dan jasa yang diharapkan dapat diterima oleh pelanggan.

Sedangkan Etika bisnis Islam mengacu pada berbagai perilaku etis dalam Islam yang disebut Akhlaq al-Islamiya, yang didasarkan pada nilai-nilai Syariah yang mengutamakan Halal dan Haram.

Dalam Islam, etika bisnis adalah seperangkat aturan dalam berbisnis. Seperti, Al-Qur'an tidak memperbolehkan pedagang memperkecil ruang lingkupnya, sehingga harus mengetahui apa yang dilarang dan apa yang dianjurkan dalam menjalankan bisnis, serta harus mengikuti aturan sesuai dengan syariah islam.

Rasulullah SAW dalam membangun bisnis dikenal dengan karakternya yang berani.

Bahkan kemampuan Khadijah dalam mengangkut perbekalan dan mengatur usahanya sehingga  hanya karyawannya, Maisarah, yang menemaninya. Beliau mempunyai tanggung jawab yang besar, agar perusahaan yang di bangun dapat mencapai hasil yang baik dalam kehidupan.

Dalam menjalankan bisnisnya Rasulullah SAW menerapkan etika bisnis dengan  prinsip yang sesuai syariah islam dan tidak merugikan orang lain atau tidak merugikan beliau.

Etika bisnis yang diterapkan Rasulullah SAW seperti :

  • Kejujuran , Kejujuran ini menjadi suatu hal yang sangat penting dalam berbisnis sebagai sebuah kepercayaan. Beliau selalu berperilaku jujur dalam bermuamlah.
  • Tolong menolong, ataupun memberikan kebermanfaatan terhadap orang lain Pelaku usaha sudah seharusnya tidak hanya memikirkan keuntungan semata namun harus memliki perilaku yang ta'awun atau tolong menolong dalam hal kebaikan terutama dalam usaha.
  • Kegiatan usaha yang dilakukan harus dilindungi dari para rentenir. Sebagaimana firman Allah, ``Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu beriman lupakanlah sisa-sisa riba. '' Oleh karena itu, Allah dan Rasul mendakwahkan perang terhadap riba.
  • Tidak melakukan gharar baik takaran, ukuraan, maupunpenimbangan harus sesuai
  • Tidak di perbolehkan menumpuk-numpuk harta Melakukan menumpuk-numpuk harta pada masa tetentu yang memilki tujuan supaya harganya meningkat kemudian dapat keuntungan besar yang di dapatkan
  • Komoditas yang diperdagangkan harus halal dan suci bukan barang-barang yang terlarang, sesuai sabda Rasulullah SAW "Sesungguhnay Allah melarang bentuk usaha miras, bangkai, babi, maupun patung (H.R. Jabir).
  • Membayar karyawan sebelum  keringat mereka mengering. Nabi Muhammad saw. "Berikanlah upah kepada pegawaimu sebelum keringatnya kering" . Hadits ini menjelaskan bahwa dilarang menunda upah pegawaimu. Upah harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Kegiatan usaha yang dilakukan harus terhindar dari riba. Dalam suatu usaha dilakukan dengan dasar saling ridho tanpa dipaksa.

Dalam hal ini etika bisnis Islam yang telah dibahas di atas, dapat kita lihat bahwa produk yang akan di jual oleh Rasulullah SAW , bisnis tersebut tidak  mengandung unsur pelanggaran etika, karena sepanjang melakukan bisnis Rasulullah SAW mematuhi Sesuai aturan produk yang dijual tidak boleh membahayakan orang lain.

Rasulullah teladan yang perlu kita contoh untuk melakukan perilaku yang baik. Teladan yang bermanfaat bagi umat Islam dalam membangun bisnis, khususnya dalam hal perilaku, adalah Nabi Muhammad SAW, teladan terbesar bagi umat Islam di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun