Bayu Anugrah Pramana Keliat lahir di Kota Medan pada 14 Mei 1996. Ia tumbuh besar di tengah kesibukan orang tuanya, yang sering kali meninggalkannya untuk bekerja. Meskipun demikian, Bayu sejak kecil telah menunjukkan sifat mandiri yang kuat. Tumbuh di dalam budaya Batak yang keras, ia menjadi sosok yang tangguh dan mampu menjalani kehidupan dengan kesendirian, tanpa merasa terkucilkan. Kebiasaan ini turut membentuk karakter Bayu yang disiplin dan bertanggung jawab.
Masa kecil Bayu diwarnai dengan prestasi akademis yang gemilang. Ia sering kali menjadi juara kelas dan dikenal sebagai anak yang cerdas, periang, dan penuh semangat. Namun, perjalanan sosialnya tidak selalu mudah. Bayu sering kali dihadapkan pada situasi di mana teman-temannya berusaha mencontek, namun ia dengan tegas menolaknya. Kejadian-kejadian seperti ini membuat Bayu merasa jarang memiliki teman dekat, namun ia tidak pernah merasa kesepian. Kemandirian yang telah ia pelajari di rumah membantunya untuk tetap percaya diri dan fokus pada tujuannya.
Pada masa remaja, Bayu mengembangkan kecintaannya pada hewan. Ia memiliki seekor anjing dan kucing yang menjadi teman setia di saat-saat kesepian. Bayu merawat mereka dengan penuh kasih sayang, dan hewan peliharaannya menjadi bagian penting dalam hidupnya. Namun, suatu ketika kucing kesayangannya jatuh sakit dan tidak tertolong, Bayu merasakan duka yang mendalam. Kepergian hewan peliharaannya membuat Bayu merasa seolah kehilangan bagian dari keluarganya. Dari momen ini, Bayu bertekad untuk menjadi dokter hewan agar dapat membantu hewan-hewan yang sakit dan memastikan bahwa nasib buruk yang menimpa kucingnya tidak terjadi pada hewan lain.
Setelah lulus SMA, Bayu memutuskan untuk mengejar impian menjadi dokter hewan dengan melanjutkan pendidikan di program studi kedokteran hewan di universitas syiah kuala aceh. Masa perkuliahan penuh tantangan bagi Bayu. Selain harus mempelajari berbagai disiplin ilmu kedokteran, ia juga harus memahami karakteristik dan sistem tubuh hewan yang berbeda-beda. Setiap spesies hewan memiliki kebiasaan dan kebutuhan medis yang unik, yang memerlukan pemahaman yang mendalam.
Selain itu, Bayu juga menyadari pentingnya keterampilan komunikasi dalam profesinya. Sebagai seorang dokter hewan, ia tidak bisa langsung berkomunikasi dengan hewan, melainkan dengan pemiliknya. Oleh karena itu, Bayu memperdalam keterampilan komunikasi interpersonal agar bisa menjelaskan kondisi hewan dengan jelas kepada pemiliknya dan memberikan pengertian saat menghadapi situasi yang penuh emosi.
Setelah menyelesaikan pendidikan dan lulus sebagai dokter hewan, Bayu membuka praktik di Kota Bekasi,karena Bayu senang sekali merantau layaknya orang sumatera pada umumnya, Selain itu kebutuhan praktisi dokter hewan dipulau jawa cukup tinggi dibandingkan dengan Pulau Sumatera terutama didaerah sekitar ibu kota,Bayu membuka praktik di Jl.Baru Grand Wisata Blok GH 1 No.31,Lambangjaya,Kecamatan Tambun selatan Kabupaten Bekasi,Garden Petshop Grandwisata.Perjalanan kariernya tidaklah mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah menghadapi pemilik hewan yang khawatir dan cemas terhadap kondisi hewan peliharaannya. Namun, berkat pengalaman dan keterampilan komunikasi yang ia pelajari semasa kuliah, Bayu berhasil menangani situasi-situasi tersebut dengan tenang dan memberikan penjelasan yang melegakan hati pemilik hewan.
Tidak jarang Bayu juga harus menangani hewan yang galak dan sulit dikendalikan. Dalam beberapa kasus, ia menghadapi anjing-anjing yang agresif, namun berkat pengalaman dan ketelatenannya, Bayu dapat mengatasi segala situasi dengan sigap dan penuh hati-hati. Salah satu pengalaman tak terlupakan adalah ketika Bayu kedatangan 10 anjing yang diracun. Dalam kebingungannya harus menangani satu per satu, Bayu tetap tenang dan berhasil menyelamatkan semua anjing tersebut dari keracunan.
Kini, Bayu Anugrah Pramana Keliat terus menjalankan profesinya dengan penuh dedikasi. Ia tidak hanya membantu hewan yang sakit, tetapi juga berusaha mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perawatan hewan. Perjalanan hidupnya menunjukkan bahwa melalui ketekunan, rasa kasih sayang terhadap hewan, dan keinginan untuk terus belajar, seseorang dapat mencapai impian dan memberikan manfaat bagi sesama. Bayu menjadi contoh nyata bahwa keteguhan hati dan kecintaan pada profesi bisa membawa perubahan yang positif, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi makhluk hidup di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H