Mohon tunggu...
Adinda ulya
Adinda ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penyebab Anak Kehilangan Motivasi Belajar

7 Desember 2024   14:35 Diperbarui: 7 Desember 2024   15:02 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Motivasi belajar adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan anak dalam pendidikan. Namun, banyak orang tua dan guru menghadapi tantangan ketika anak mulai kehilangan semangat belajar. Apa saja penyebabnya? Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi motivasi belajar anak:

1. Tekanan Berlebih dari Lingkungan

Anak yang merasa ditekan untuk selalu mendapatkan nilai tinggi atau mencapai ekspektasi tertentu bisa kehilangan motivasi. Alih-alih merasa tertantang, mereka justru merasa cemas atau takut gagal. Tekanan ini sering datang dari orang tua, guru, atau bahkan teman sebaya.

2. Kurangnya Dukungan Emosional

Anak membutuhkan dukungan emosional untuk merasa dihargai dan diterima. Ketika mereka merasa kurang diperhatikan atau tidak dihargai atas usaha mereka, motivasi belajar bisa menurun. Misalnya, kritik yang berlebihan tanpa memberikan apresiasi dapat membuat anak merasa usaha mereka sia-sia.

3. Pembelajaran yang Tidak Menarik

Metode pembelajaran yang monoton atau tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari sering membuat anak bosan. Anak cenderung kehilangan minat ketika materi yang diajarkan terasa sulit, terlalu teoritis, atau tidak memiliki kaitan langsung dengan hal-hal yang mereka sukai.

4. Kurangnya Pemahaman tentang Tujuan Belajar

Anak sering kehilangan motivasi karena tidak memahami mengapa mereka harus belajar. Jika mereka hanya belajar karena kewajiban tanpa mengetahui manfaatnya, semangat belajar bisa memudar. Orang tua dan guru perlu membantu anak memahami bahwa belajar adalah investasi untuk masa depan mereka.

5. Gangguan Teknologi

Kemajuan teknologi, seperti gawai dan media sosial, sering kali menjadi pengalih perhatian utama bagi anak. Jika tidak diawasi, anak bisa lebih tertarik bermain gim atau mengakses media sosial daripada belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun