BOGOR -Kasus penderita flu burung telah terjadi di Indonesia sejak bulan Agustus 2003 sampai sekarang. Wabah penyakit unggas ini menyerang ayam petelur komersial, pedaging, burung puyuh, burung unta serta ayam buras dengan gejala antara lain kebiruan pada jengger, kaki, paha diarre dan kematian tinggi yang mendadak.
Kepala Sub Bidang Pendayagunaan Hasil Penelitian, Dr. Drh. Bambang Ngaji Utomo yang ditemui di Balai Besar Peneitian Veteriner menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Balitvet adalah untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi agen penyebab wabah penyakit unggas.
Oleh sebab itu, para peneliti Balitvet bekerja untuk menghasilkan teknologi yang berguna sebagai alat untuk mendiagnosa suatu penyakit, khususnya PHMS (Penyakit Hewan Menular Strategis). Inovasi Teknologi yang dihasilkan adalah vaksin hewan. Salah satunya IBR (Infectious Bovine Rhinotracheitis) vaksin inaktif untuk pengendalian penyakit Avian Influenza (Flu Burung) pada unggas.
Hasil penelitian Balitvet menunjukan bahwa agen penyebab wabah penyakit unggas di Indonesia adalah virus avian influenza subtipe H5 berdasarkan uji serologi, isolasi dan karakterisasi virus dengan pemeriksaan mikroskop elektron.
“Saya berharap hasil penelitian ini dapat menjawab permasalahan penyakit hewan menular khusunya flu burung pada unggas, dan pencegahan awal dilakukan dengan pemberian vaksin hewanIBR (Infectious Bovine Rhinotracheitis)” ujarnya. (atv)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H