Banyak banget orang di luar sana yang menjadikan "beauty is pain" stereotype untuk hal yang berhubungan dengan kecantikan. Sebut saja kiat-kiat kecantikan yang lumrah di pikiran masyarakat. Botox, operasi plastik, filler, semua ini dilalui seseorang dengan rasa sakit.
Tapi siapa yang menyangka bahwa ternyata ada kiat lain mendapatkan kulit yang sehat.
Apakah gerangan?
Jawabannya adalah terapi oksigen!
Alternatif perawatan itu disampaikan oleh pendiri klinik skin care DMK, Danne Montague King. Mengutip dari CNNIndonesia, okter Danne menjelaskan, masalah kulit muncul ketika kulit tak berfungsi atau beraktivitas secara normal. Nah, supaya bisa kembali beraktivitas secara normal, kulit memerlukan pasokan oksigen yang cukup.
Tapi, yang perlu diketahui adalah, kulit tidak mengambil oksigen dari luar tubuh, melainkan dari dalam tubuh. Terapi ini bertujuan untuk melancarkan aliran darah di pembuluh darah kapiler yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk kulit.
Dokter Danne berpendapat, setiap ras di dunia ini diberikan warna kulit yang disesuaikan dengan kondisi iklim di wilayah mereka tinggal. Seperti orang Indonesia yang mayoritas berkulit kecokelatan agar dapat menjadi tameng alami yang melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
Tapi, dengan adanya perubahan iklim, paparan sinar matahari terasa makin kuat. Cara bekerja tameng alami ini pun tak bisa sebagus seperti awalnya. Kulit wajah tak mungkin ditutupi terus-menerus seperti kulit di bagian lain sehingga kulit wajah berusaha sendiri melawan radikal bebas. Itulah kenapa dukungan dari dalam tubuh sangat dibutuhkan oleh kulit.
Di dalam sel ada mitokondria, semacam power station sel kulit yang memerlukan oksigen supaya sel dapat beraktivitas dengan normal. Kalau tidak ada oksigen, sel tersebut akan mati.
Konsep dari terapi ini tidak seperti perawatan instan layaknya botox atau filler.
Remove yang bertujuan mengangkat sel kulit mati dan kotoran yang menempel dan juga meningkatkan aliran oksigen ke dalam jaringan.