Mohon tunggu...
Adinda Tiara Putri
Adinda Tiara Putri Mohon Tunggu... -

i spill by writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Suatu "Cahaya" Baru Pengobatan Kanker Paru-paru

27 November 2017   12:28 Diperbarui: 27 November 2017   12:43 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kanker paru-paru dikenal sebagai pembunuh utama di kalangan penyakit kanker. Angka harapan hidup bagi mereka yang mengidap kanker ini paling buruk di antara pengidap kanker jenis lain. Belum ada angka pasti memang, namun Elisna Syahruddin, seorang spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan membeberkan, angka kejadian kanker paru makin meningkat.

Angka kematian bisa tinggi karena kondisi tubuh tidak lagi mendukung atau bahkan tidak memenuhi syarat untuk menjalani pengobatan. Rata-rata pasien datang sudah dalam kondisi yang cukup parah.

Kalau ditinjau-tinjau, mengutip dari CNNIndonesia, ternyata lelaki lebih sering terkena penyakit ini dengan perbandingan 40 orang di antara 100.000 penduduk berisiko. Mereka yang berusia >40 berisiko lebih besar untuk terkena kanker, tapi mereka yang bahkan berumur 30-an pun bisa.

Sampai sekarang belum ditemukan sebuah prosedur diagnosis untuk melakukan deteksi dini kanker paru-paru. Elisna berkata, yang sejak kecil sudah "menjadi" perokok pasif, proses terserang kanker pun dimulainya lebih cepat.

Tapi kini agaknya terbit harapan baru untuk pengobatan kanker paru, yakni lewatimunotherapy. Terdapat tiga jenis pengobatan kanker yang dikenal publik. Di antaranya adalah bedah, radiotherapy, dan sistemictherapy---dan imunotherapy masuk ke dalam sistemictherapy, selain chemotherapy dan targeted therapy.

Tapi jangan samakan imunotherapy dengan pemberian imunologi umum, seperti pemberian imun lewat vaksin. Pemberian imun lewat vaksin, Elisna menerangkan, dilakukan untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit, sedangkan imunotherapy dilakukan untuk membunuh sel kanker.

Proses imunohisto akan diaplikasikan kepada si pasien. Imunohisto pada sel paru ialah pengidentifikasian komponen jaringan yang memiliki ciri tertentu menggunakan PD 1 atau PDL 1. Bila pada sel kanker ditemukan ekspresi protein atau reaksi di atas 50%, sel kanker dapat ditandai dan kemudian dihilangkan tanpa merusak sel-sel sehat di sekitarnya.

Dapat dikatakan, biaya terapi ini mahal. Hanya dalam sebulan, biayanya bisa mencapai Rp40.000.000, sedangkan proses pengobatan sekurang-kurangnya selama setahun.

Imunotherapy akan jadi modalitas baru pengobatan kanker paru-paru dan masuk dalam panduan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia untuk pengobatan kanker. Terapi ini akan resmi masuk Indonesia tahun depan.

"Terapi ini belum dicover BPJS tapi sedang diusahakan. Kami sedang persiapan untuk rekomendasi ke BPOM," Elisna menambahkan.

Semoga dengan hadirnya imunotherapy di Indonesia tahun depan bisa menimbulkan secercah harapan di benak setiap pengidap kanker paru-paru serta keluarganya ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun