Tangerang - Pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat taman kanak-kanak (TK) telah dimulai kembali di beberapa daerah seiring dengan adanya izin dari petugas setempat dengan memperhitungkan tingkat penyebaran covid-19 di wilayah tersebut. Kota Tangerang menjadi salah satu wilayah yang sudah mulai menggelar PTM terbatas tingkat TK.
Satu dari sekian TK di Kota Tangerang yang telah melakukan PTM terbatas adalah TK Pancasila sejak Senin (15/11). Berdasarkan hasil pantauan pada Jumat (3/12) di TK Pancasila yang beralamat di Kp Dukuh, Sudimara Selatan, Ciledug, protokol kesehatan yang diterapkan di TK ini sangat ketat, baik saat di luar kelas maupun di dalam kelas.
"Kita menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Bisa dilihat tadi sebelum masuk kelas para siswa kami minta untuk mencuci tangan dan dilakukan pengecekan suhu. Di dalam kelas pun tidak boleh saling berdekatan dan bercanda. Harus membawa alat tulis lengkap gak boleh pinjam meminjam, dan ga boleh jajan. Kami mewajibkan membawa air mineral dari rumah dan masker cadangan," tutur Nurul, pemilik sekaligus pengurus TK Pancasila saat ditemui di kediamannya.
Ia mengatakan bahwa PTM ini dilakukan dengan pembatasan ketat. Setiap kelas hanya berjumlah lima murid dan hanya dua kali pertemuan dalam seminggu, dimana satu pertemuan berlangsung selama 30 menit. PTM dimanfaatkan TK Pancasila untuk melakukan bimbingan membaca, selebihnya, para guru akan memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk menulis dan menghitung dengan bimbingan orang tua di rumah masing-masing.
Sebelum melakukan PTM, pihak sekolah telah mengedarkan surat persetujuan pelaksanaan PTM kepada orangtua murid. Bagi orang tua yang setuju dengan dilaksanakannya PTM, maka harus menandatangani surat di atas meterai. Hal ini pun disambut baik oleh orang tua murid, terlihat dari seluruh orang tua yang menandatangani surat. Selain itu, para orang tua murid juga diharuskan untuk melakukan vaksinasi sebelum anak mereka memulai PTM.
PTM menurut Nurul sangat lah penting karena bimbingan secara langsung sangat diperlukan oleh anak-anak usia TK agar dapat memahami dengan baik pembelajaran yang diberikan. Selain itu, menurutnya, mereka juga membutuhkan sosialisasi dengan teman-teman sebayanya untuk pembentukan karakter sejak dini.
Ditemui di tempat yang berbeda melalui video call whatsapp, Rei Sarah selaku orang tua dari salah satu murid mengatakan bahwa ia sangat mendukung pelaksanaan PTM. "Waktu pertama kali dapet surat edaran PTM, saya antusias sekali karena PTM saya rasa lebih efektif buat anak TK. Anaknya juga seneng banget pas tau akan ada sekolah tatap muka lagi," tuturnya.
Menurutnya, ia memang khawatir dengan penyebaran covid 19 di lingkungan sekolah, tapi melihat ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan dan juga kewaspadaan para guru, ia merasa bahwa penularan itu bisa diminimalisir semaksimal mungkin. Sebelum PTM dimulai, ibu satu anak itu juga mengaku selalu memberikan masukan kepada anaknya untuk menghindari hal-hal yang dirasa akan memungkinkan penularan covid 19, seperti menghindari kerumunan.
"saya juga ngasih wanti-wanti ke anak biar dia gak terlalu berdekatan sama teman-temannya, ga boleh lepas masker juga selama di luar. Saya juga bekalin dia masker cadangan, sanitizer, sama minum dari rumah. Alhamdulillah anaknya udah paham," tutur Rei.Â
Adinda Shafa Afriasti, mahasiswi semester 3, Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H