Mohon tunggu...
Syavhia Adinda
Syavhia Adinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Nulla Tenaci Invia Est Via

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pertemuan Vladimir Putin dan Erdogan di Sochi: Apakah Menjadi Tantangan Lain Blok Barat?

9 Oktober 2022   16:09 Diperbarui: 9 Oktober 2022   16:15 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto The New York Times


Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu di sebuah kota peristirahatan di Laut Hitam, Sochi pada 5 Agustus 2022 lalu. Beberapa minggu sebelumnya Putin dan Erdogan bertemu pada pertemuan puncak tripartit Forum Astana di Teheran, yang juga dihadiri oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kemudian pada bulan September, Presiden Rusia dan Presiden Turki sudah bertemu di Teheran yang berlangsung sekitar satu jam, sedangkan pertemuan di Sochi berlangsung sekitar empat jam. Pertemuan yang panjang ini merupakan bukti dari upaya yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk bekerja sama.

Adapun delegasi Erdogan yang datang ke Rusia antara lain, Menteri Pertahanan Nasional, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan , Menteri Perdagangan, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam, Menteri Pertanian, serta kepala Organisasi Intelijen Nasional Turki. Topik yang dibahas terkait kerjasama meliputi perdagangan, energi, dan kesepakatan gandum dengan Ukraina, konflik Suriah, dan nota kerjasama ekonomi. Pertemuan tersebut menggambarkan upaya Erdogan untuk bermanuver antara Rusia dan Barat sekaligus melindungi kepentingan Turki termasuk di arena Laut Hitam yang memanas. Sementara itu, Putin tertarik untuk kepentingan memperkuat hubungan dengan Turki sebagai anggota NATO untuk terus mencoba mendorong perpecahan antara Ankara dan Barat.

Salah satu agenda pertemuan di Sochi adalah kerja sama antara Rusia dan Turki di bidang energi, hal yang sangat penting bagi kedua belah pihak. Proyek energi paling signifikan antara Rusia dan Turki adalah TurkStream, pipa gas dari Rusia ke Turki yang merupakan bagian dari rantai pasokan gas Rusia ke Eropa timur dan tengah. Bagi Erdogan, penting untuk menjaga pasokan gas Rusia saat musim dingin mendekat untuk kebutuhan utama Turki. Di sisi lain pencapaian lain bagi Putin dalam konteks ini adalah persetujuan Erdogan untuk membayar sebagian biaya pasokan gas dalam mata uang Rusia. Ini bertentangan dengan posisi sebagian besar negara Barat, yang menentang permintaan Rusia ini. Kerjasama di bidang energi juga tercermin dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki di Akkuyu dan operasinya di masa depan oleh perusahaan negara Rusia Rosatom dengan beberapa dana besar dari bank Rusia Sberbank dimana hal tersebut memberi dampak positif bagi Rusia yang berada di bawah tekanan kuat dari sanksi Barat, sehingga ini cara alternatif untuk mendapatkan bantuan bagi ekonominya dengan menempatkan Turki pada peran penting. Dibuktikan dengan dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan yang signifikan dalam perdagangan antara kedua negara tersebut dan Putin bangga dengan perkembangan ini.

Pencapaian penting lainnya adalah kesepakatan biji-bijian antara Rusia dan Ukraina yang ditandatangani baru-baru ini dengan mediasi Turki dan PBB. Perjanjian tersebut harus memungkinkan Ukraina untuk mengekspor biji-bijian dengan demikian tidak hanya membantu situasi ekonominya sendiri, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan di banyak negara dunia ketiga khususnya Timur Tengah. Perjanjian tersebut akan memungkinkan Rusia untuk mengekspor produk pertanian dan pupuk yang menjadi salah satu ekspor terpenting negara itu sehingga berperan dalam membantu mengatasi pembatasan sanksi Rusia oleh negara barat.

Masalah Suriah juga dibahas di Sochi. Mengenai Suriah, seperti halnya Libya dan Nagorno-Karabakh, kepentingan Rusia dan Turki saling bertentangan. Bagi Erdogan, kampanye militer lain di Suriah utara tidak hanya merupakan kepentingan keamanan tingkat pertama, tetapi juga penting di dalam negeri mengingat pemilu yang akan dilaksanakan tahun 2023. Pengaruh Rusia di Suriah seperti Iran khususnya di wilayah Idlib mengharuskan Turki untuk bertindak dengan hati-hati dan koordinasi. Sebelum kunjungan Erdogan, juru bicara Presiden Rusia meminta Turki untuk menghindari langkah-langkah yang dapat menyebabkan ketidakstabilan di Suriah dan membahayakan "integritas teritorial dan politiknya". Namun, Rusia menekankan bahwa Moskow memahami kekhawatiran Turki dan pertimbangan keamanannya. Di pertemuan Sochi, Erdogan dan Putin juga sepakat untuk bekerja sama dalam memerangi berbagai organisasi teror walaupun jelas kedua negara memiliki prioritas yang berlawanan sehubungan dengan organisasi yang bermasalah serta sepakat tentang pentingnya mempromosikan pencarian solusi politik di Suriah.

Pertemuan di Sochi melambangkan dorongan Rusia dan Turki untuk mengintensifkan kerja sama di antara mereka meskipun ada banyak kepentingan yang saling bertentangan. Salah satu yang paling mencolok adalah penjualan senjata Turki ke Ukraina khususnya drone Bayraktar TB2, drone Turki yang telah menyebabkan kerusakan besar pada pasukan Rusia di Ukraina. Namun, berkat kontak dengan Ankara melalui Turki, Rusia dapat meringankan kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh sanksi sementara dari Barat. Di sisi lain Turki memperoleh keuntungan secara ekonomi dan memposisikan dirinya sebagai perantara yang tidak hanya antara Rusia dan Ukraina tetapi sampai batas tertentu juga antara Rusia dan Barat. Turki menjadi jalan utama di mana Rusia masih dapat mempertahankan beberapa hubungan ekonomi dengan Barat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun