Mohon tunggu...
Adinda Renita Maulidiya
Adinda Renita Maulidiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga

Creating my sunshine

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengungkap Alasan Indonesia menjadi Negara paling Malas Jalan Kaki : Infrastruktur, Kebiasaan, dan Dampaknya pada Lingkungan

4 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 4 Januari 2025   12:33 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pejalan Kaki (Sumber: Unplash)

Dilansir dari laman Healthline, sebuah studi mengungkapkan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara dengan penduduk yang paling malas berjalan kaki. Berdasarkan penelitian tersebut, rata-rata masyarakat Indonesia hanya berjalan kaki sebanyak 3.515 langkah per hari. Sangat jauh di bawah rata-rata global yang mencapai 5.000 langkah per hari. Lantas bagaimana hal ini bisa terjadi?

Salah satu faktor terbesar yang membuat masyarakat enggan atau tidak suka berjalan kaki adalah kondisi infrastruktur yang belum memadai. Bahkan di berbagai kota besar sekalipun, masih terdapat banyak sekali trotoar dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, seperti permukaan trotoar yang berlubang, retak, dan tidak rata yang tentu saja tidak layak untuk digunakan berjalan kaki. Alih-alih membuat nyaman, trotoar-trotoar tersebut justru membuat aktivitas berjalan kaki menjadi berbahaya. Selain itu, trotoar juga sering disalahgunakan sebagai tempat berdagang atau parkir kendaraan, yang semakin mempersempit ruang bagi pejalan kaki. Di kota-kota kecil, masalah ini bahkan lebih parah karena keberadaan trotoar sangat jarang ditemui. Akibatnya, banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi meskipun jarak tempuh yang harus dilalui cukup dekat.

Kebiasaan masyarakat yang sangat bergantung pada kendaraan pribadi, terutama sepeda motor dan mobil, semakin memperburuk situasi. Kemudahan akses terhadap kendaraan bermotor membuat banyak orang merasa menggunakan kendaraan pribadi lebih efisien dan nyaman dibandingkan dengan berjalan kaki. Selain itu, minimnya keberadaan transportasi umum, terutama di kota-kota kecil, juga mendorong masyarakat untuk lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.

Ketergantungan pada kendaraan pribadi ini memiliki dampak serius terhadap lingkungan. Emisi karbon dari kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab utama pencemaran udara di Indonesia. Emisi ini dihasilkan dari pembakaran berlebihan bahan bakar fosil, seperti bensin dan solar, yang digunakan pada kendaraan bermotor. Dampak yang ditimbulkan dari emisi ini sangat besar, termasuk peningkatan suhu bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim, seperti es di kutub mencair dan volume air laut yang meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Indonesia dapat belajar dari pengalaman negara-negara yang telah berhasil meningkatkan kebiasaan berjalan kaki dengan mengembangkan transportasi dan infrastruktur yang efisien. Contohnya adalah negara-negara bekas Uni Soviet, berdasarkan laman Pedestrian Observations, negara-negara tersebut berhasil mengintegrasikan pembangunan infrastruktur pejalan kaki dengan jaringan transportasi umum yang padat dan terjangkau. Di kota-kota seperti Moskow, stasiun-stasiun metro dirancang agar berada sangat dekat dengan kawasan pemukiman dan pusat kegiatan, sehingga memudahkan masyarakat untuk berjalan kaki menuju stasiun. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi pejalan kaki.

Pemerintah Indonesia perlu memberi perhatian lebih akan masalah ini dengan memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang aman dan ramah bagi pejalan kaki. Pembangunan trotoar yang nyaman dan mudah diakses harus menjadi bagian penting dari rencana pembangunan perkotaan. Setelah pembangunan trotoar selesai, pengecekan secara berkala diperlukan guna menghindari kerusakan kondisi permukaan trotoar yang retak dan berlubang. Selain itu, pemerataan penyebaran transportasi umum juga harus dilakukan secara masif, seperti yang kita tahu, kota Jakarta sebagai ibu kota saat ini telah memiliki fasilitas transportasi umum yang dinilai terjangkau bagi seluruh masyarakat Jakarta. Namun, hal tersebut masih belum berlaku pada kota-kota lain. Oleh karena itu, diperlukan upaya strategis untuk memperluas jangkauan transportasi umum ke berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di kota-kota kecil dan daerah terpencil.

Edukasi mengenai manfaat berjalan kaki juga perlu diadakan, misalnya melalui kampanye kesadaran. Selain bermanfaat untuk kesehatan, berjalan kaki juga dapat menjadi langkah kecil yang akan berdampak besar dalam mengurangi emisi karbon dan melindungi lingkungan. Masyarakat juga perlu didorong untuk mengubah kebiasaan mereka, mulai dari memilih berjalan kaki untuk jarak dekat hingga mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

Rendahnya kebiasaan berjalan kaki di Indonesia menggambarkan tantangan besar yang perlu segera diatasi. Salah satu faktor utama yang memengaruhi hal ini adalah buruknya infrastruktur. Kondisi jalan dan trotoar yang kurang layak menyebabkan minat masyarakat untuk berjalan kaki menjadi rendah. Minimnya jumlah pejalan kaki menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi, terutama kendaraan bermotor. Banyak masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan berjalan ataupun menggunakan transportasi umum. Hal ini tentu saja berdampak negatif bagi lingkungan, terutama melalui peningkatan emisi karbon. Dengan mengambil langkah nyata seperti memperbaiki infrastruktur, meningkatkan keberadaan transportasi umum, dan mendorong perubahan kebiasaan, Indonesia dapat menciptakan kota-kota yang lebih ramah pejalan kaki dan tentunya berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun