Mohon tunggu...
Adinda Rachmadyna
Adinda Rachmadyna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I love you and me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Beyond The Label: Peserta Didik Sekolah Non-Formal Lebih Daripada Itu!

3 November 2024   09:59 Diperbarui: 5 November 2024   14:43 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Shutterstock via Kompas.com)

Dari mereka pun ada pula yang salah pergaulan dan menyesal telah melanggar aturan dan dikeluarkan di sekolah sebelumnya yang kemudian memilih untuk tetap melanjutkan pendidikan di sekolah non-formal. Apa salahnya memberikan kesempatan kedua untuk mereka yang memiliki rasa penyesalan dan keinginan menjadi lebih baik lagi? Tidak ada.

Di institusi tersebut, banyak dari mereka, terutama untuk paket C yang sudah bekerja dan sudah terlalu nyaman untuk bekerja masih memiliki keinginan untuk mendapatkan ijazah yang setara dengan lulusan formal agar bisa memudahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dari sebelumnya. Tentunya dengan fleksibilitas yang dimiliki sekolah non-formal memudahkan mereka untuk tetap bekerja namun juga bisa melanjutkan pendidikan yang sempat terlewat.

Dari semua cerita, yang paling saya ingat adalah seorang ibu yang memutuskan untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah non-formal karena beliau ingin anak-anaknya fokus untuk menjalani aktivitas sebagai atlet Karate yang tentunya memerlukan sedikit banyaknya waktu dan energi lebih.

Hal ini tidak mungkin bisa tercapai apabila beliau menyekolahkan anak-anaknya di sekolah formal yang memakan lebih banyak waktu ketimbang sekolah non-formal. Beliau ingin anak-anaknya tetap fokus pada keinginan mereka, namun tidak melupakan kewajiban mereka sebagai seorang anak yang harus mengenyam pendidikan.

Salah satu tujuan saya menuliskan ini tidak lain adalah karena saya ingin para pembaca sekalian untuk tidak lagi memandang sebelah mata mereka yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah non-formal. Karena dari apa yang saya lihat mulai dari kurikulum yang diterapkan, pendidikan yang diberikan sangat tidak jauh berbeda dari sekolah formal. Bahkan di sekolah non-formal mereka tidak hanya belajar tentang pendidikan tetapi juga keterampilan hidup atau life skill yang beragam, mulai dari menjahit, bermusik, tata boga, dan masih banyak lagi ragamnya, hal-hal inilah yang kemudian dapat membantu mereka untuk ikut bersaing di dunia pekerjaan.

Oleh sebab itu, tidak ada salahnya memberikan mereka yang lulusan sekolah non-formal kesempatan yang sama dengan mereka yang lulusan sekolah formal. Memberikan wadah yang adil untuk mereka bersaing mendapatkan pekerjaan yang mumpuni. Tidak lagi menjelek-jelekkan apalagi menjatuhkan semangat mereka.

Akhir kata, saya bukannya ingin membela mereka yang lulusan sekolah non-formal karena saya sendiri adalah lulusan sekolah formal. Tetapi, saya hanya ingin membuka mata pembaca sekalian untuk melihat bahwa semangat yang mereka miliki adalah sama, rasa keingintahuan akan ilmu pendidikan pun sama. Jadi, apa salahnya untuk melihat mereka dari kacamata yang sama dan cara pandang yang sama?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun