Memahami pentingnya Pelayanan Berbasis Digital di Puskesmas Mojopanggung
Komunikasi yang baik merupakan landasan terpenting dalam dunia pelayanan kesehatan. Tanpa komunikasi yang baik, pesan edukasi maupun perintah medis akan rentan untuk disalahpahami, sehingga berdampak pada kualitas kesehatan pasien. Era digital saat ini telah menciptakan tantangan dan peluang baru di bidang pelayanan kesehatan, salah satunya Puskesmas Mojopanggung.
Puskesmas Mojopanggung sebagai salah satu pusat layanan kesehatan di Banyuwangi yang terus memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakatnya dengan inovasi-inovasi sehingga menjadikan pelayanan yang mudah diakses, cepat, dan ramah. Salah satunya adalah menerapkan strategi komunikasi yang mengintegrasikan teknologi digital.
Inovasi Pelayanan yang Didukung Teknologi DigitalÂ
Puskesmas Mojopanggung telah memperkenalkan sejumlah layanan berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi layanan kesehatan. Salah satunya adalah penggunaan ILP (Integrasi Layanan Pasien). ILP ini berperan dalam menyederhanakan proses administrasi seperti pendaftaran, pengumpulan rekam medis, dan pengelompokan pasien menurut kategori tertentu.
Selain itu, Puskesmas Mojopanggung juga menggunakan aplikasi digital seperti SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas) yang dirancang untuk mempercepat proses pemanggilan pasien dan mengurangi lama antrian. Selain itu, klasterisasi layanan seperti pembagian klaster berdasarkan usia dan kebutuhan kesehatan pasien membuat proses pelayanan menjadi lebih terorganisir dan tepat sasaran.
Strategi Komunikasi Efektif PuskesmasÂ
Puskesmas Mojopanggung menerapkan komunikasi terapeutik yang menjadi kunci utama dalam pelayanan medis di sana. Komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien memastikan terciptanya kenyamanan dan kemudahan penerimaan informasi yang jelas mengenai kondisi pasien.
Namun, komunikasi dalam layanan kesehatan tentu saja memiliki beberapa tantangan. Beberapa pasien memerlukan pendekatan khusus, seperti lansia dengan gangguan pendengaran atau wanita hamil yang sensitif terhadap perasaannya, terlebih lagi mereka tidak didampingi oleh keluarga mereka sehingga tenaga kesehatan cukup sulit untuk berkomunikasi dengan mereka. Selain itu, beberapa pasien masih percaya pada mitos kesehatan sehingga sulit menerima penjelasan medis.
Namun, tenaga kesehatan di sana tetap berusaha untuk mengatasi masalah ini. Tenaga medis menggunakan media visual seperti poster dan video edukasi untuk memberikan pemahaman yang sederhana. Selain itu, tenaga medis melakukan pendekatan dengan melibatkan keluarga pasien untuk membantu menyampaikan informasi.